Malang, Jawa Timur, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa Kota Malang, di Jawa Timur, tercatat mengalami deflasi sebesar 0,05 persen pada September 2020.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan bahwa, deflasi sebesar 0,05 persen tersebut, didorong adanya penurunan pada kelompok pengeluaran transportasi, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau, masing-masing sebesar 0,30 persen, dan 0,22 persen.

“Dua kelompok itu yang memberikan andil besar terhadap deflasi Kota Malang,” kata Sunaryo, di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (1/10).

Sunaryo menjelaskan, kelompok pengeluaran lain yang menyumbang deflasi Kota Malang adalah penurunan pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang tercatat sebesar 0,01 persen.

Menurut Sunaryo, untuk kelompok pengeluaran yang menjadi penghambat deflasi diantaranya adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik atau mengalami inflasi sebesar 0,33 persen.

Selain itu, kelompok perawatan pribadi, dan jasa lainnya naik sebesar 0,16 persen, kesehatan naik 0,13 persen, pakaian, dan alas kaki naik 0,03 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen, dan penyedia makanan, dan minuman restoran naik 0,01 persen.

“Sementara itu, ada dua kelompok pengeluaran yang tetap, atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan,” kata Sunaryo.

Dua kelompok pengeluaran yang tercatat stabil tersebut, lanjut Sunaryo, adalah kelompok pengeluaran air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok pengeluaran pendidikan.

Sunaryo menambahkan, jika dilihat dari komoditasnya, penyumbang deflasi Kota Malang adalah penurunan harga tiket pesawat yang mencapai 3,71 persen, daging ayam ras 2,0 persen, telur ayam ras, 4,29 persen, cabai rawit 12,89 persen, dan emas perhiasan turun 0,69 persen.

Sementara untuk komoditas penghambat deflasi, diantaranya adalah kenaikan harga bawang putih sebesar 8,43 persen, sepeda motor naik 0,85 persen, bawang merah 3,37 persen, dan minyak goreng naik sebesar 0,66 persen.

“Deflasi pada September ini merupakan yang keempat kalinya. Sebelumnya deflasi juga terjadi pada bulan Maret, April, Agustus 2020,” kata Sunaryo.

Tercatat, inflasi tahun kalender Kota Malang pada periode Januari hingga September 2020 sebesar 0,83 persen, sementara untuk inflasi Years on Years (YoY) sebesar 1,22 persen. Untuk inflasi tahun ke tahun, pada 2020 ini merupakan yang terendah selama 10 tahun terakhir.

“Inflasi tahun ke tahun Kota Malang pada 2020, merupakan yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir,” kata Sunaryo.

Untuk wilayah lain di Jawa Timur, sebagian besar mengalami deflasi, dan hanya Kota Kediri yang mengalami inflasi sebesar 0,15 persen.

Sementara untuk yang mengalami deflasi adalah Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen, Kota Surabaya 0,18 persen, Banyuwangi 0,17 persen, Sumenep 0,12 persen, Kota Madiun 0,02 persen, dan Jember 0,01 persen. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin