Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2016 surplus mencapai 1,14 miliar dolar Amerika Serikat dimana kinerja ekspor mencapai 11,30 miliar dolar AS sementara impor sebesar 10,16 miliar dolar AS.
“Neraca perdagangan pada Februari 2016 mencapai 1,14 miliar dolar Amerika Serikat, angka ini merupakan yang tertinggi sejak lima tahun terakhir,” kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (15/3).
Suryamin mengatakan, tercatat pada Februari 2013 lalu neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 732,4 juta dolar AS, sementara pada tahun 2014 mengantongi surplus senilai 844,4 juta dolar AS dan pada tahun 2015 juga mengantongi surplus sebesar 662,7 juta dolar AS.
Menurut Suryamin, dari sisi volume perdagangan, pada Februari 2016 neraca volume perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 25,51 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan migas sebesar 0,06 juta ton dan sektor migas sebesar 24,45 juta ton.
Tercatat, kinerja ekspor pada Februari 2016 mencapai 11,30 miliar dolar AS yang mengalami kenaikan sebesar 7,80 persen jika dibandingkan dengan Januari 2016 lalu. Namun, jika dibandingkan dengan kinerja pada Februari 2015 lalu maka tercatat mengalami penurunan sebesar 7,18 persen.
Sementara untuk impor pada Februari, tercatat mencapai 10,16 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 2,91`persen jika dibandingkan dengan Januari tahun 2016. dan jika dibandingkan dengan Februari 2015, juga mengalami penurunan sebesar 11,71 persen.
Secara kumulatif, neraca perdagangan untuk periode Januari-Februari 2016 mengantongi surplus senilai 1,15 miliar dolar AS dengan kinerja ekspor mencapai 21,78 miliar dolar AS sementara impor sebesar 20,63 miliar dolar AS.
Ekspor untuk periode tersebut tercatat mengalami penurunan sebesar 14,32 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk ekspor nonmigas, juga mengalami penurunan sebesar 9,89 persen atau menjadi 19,56 miliar dolar AS.
Untuk impor, secara kumulatif tercatat juga mengalami penurunan sebesar 14,48 persen atau menjadi 20,63 miliar dolar AS, dan khusus impor nonmigas juga turun sebesar 9,83 persen menjadi 18,29 miliar dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan