Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai Impor Indonesia pada Februari 2018 tercatat sebesar 14,21 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau mengalami penurunan 7,16 persen dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 15,3 miliar dolar AS.
Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta mengatakan bahwa impor nonmigas pada Februari 2018 tercatat juga mengalami penurunan sebesasr 8,41 persen menjadi 11,95 miliar dolar AS, sementara impor migas naik 0,06 persen menjadi 2,26 miliar dolar AS.
“Penurunan terjadi pada komoditas nonmigas, namun, posisi impor masih lebih tinggi dibanding 2016 dan 2017,” kata Suhariyanto, Kamis (15/3).
Tercatat, pada periode tersebut impor barang konsumsi mengalami kenaikan sebesar 1,36 persen, bahan baku penolong mengalami penurunan 7,74 persen, dan barang modal juga turun 9,19 persen.
Struktur impor menurut penggunaan barang, sebanyak 74,43 persen merupakan golongan bahan baku penolong dari total impor. Sementara barang modal sebesar 15,85 persen, dan barang konsumsi sebesar 9,72 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik sebesar 249,6 juta dolar AS, mesin peralatan listrik sebesar 244,5 juta dolar AS, dan besi dan baja sebesar 97,2 juta dolar AS.
BPS mencatat, secara kumulatif pada periode Januari-Februari 2018 total impor Indonesia dari dunia senilai 29,5 miliar dolar AS atau naik 26,58 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Februari 2018 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 7,27 miliar dolar AS atau 29,09 persen, Jepang 2,73 miliar dolar AS atau 10,90 persen, dan Thailand 1,63 miliar dolar AS atau 6,51 persen.
Impor nonmigas dari ASEAN 20,14 persen, sementara dari Uni Eropa 9,64 persen.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-Februari 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 44,30 persen, 23,76 persen, dan 31,16 persen.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara