Jakarta, Aktual.com — Kepala BPS Kudus Endang Tri Wahyuningsih mengatakan Penduduk miskin di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, nantinya bisa diidentifikasi lewat nomor induk kependudukan (NIK) karena dalam proses sensusnya tahun ini nomor NIK warga miskin juga ikut didata.

“Artinya, layanan masyarakat yang berbasis teknologi informasi tidak perlu kesulitan dalam mengidentifikasi warga tersebut tergolong miskin atau tidak, karena nomor induk kependudukan (NIK) warga miskin sudah teridentifikasi,” katanya di Kudus, Minggu (6/12).

Ia mengatakan bahwa sensus penduduk miskin dengan mencantumkan NIK warga yang menjadi responden dalam sensus merupakan yang pertama kalinya. Apalagi, pemerintah sedang merancang single identity, yakni lewat NIK.

Dalam sensus yang digelar selama Mei 2015, lanjut dia, ditetapkan jumlah warga yang menjadi objek sensus sebanyak 72.545 keluarga yang tersebar di sembilan kecamatan.

Sebelum dilakukan sensus dengan melibatkan 299 petugas sensus hasil rekrutan Badan Pusat Statistik (BPS), kata Endang Tri Wahyuningsih, terlebih dahulu dibentuk forum konsultasi publik.

Kegiatan tersebut, bertujuan menerima berbagai masukan sekaligus bentuk keterlibatan masyarakat dalam mengidentifikasi warga miskin di masing-masing daerahnya.

Keluarga yang menjadi objek sensus, kata dia, termasuk penduduk miskin hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 yang berjumlah 36.332 rumah tangga miskin.

Untuk menentukan warga di daerah, masuk kategori miskin atau tidak, kata dia, disesuaikan dengan hasil sensusnya nanti dengan mempertimbangkan semua variabel pendukungnya.

Dalam melakukan wawancara terhadap setiap objek sensus, kata Endang, terdapat puluhan pertanyaan mulai dari bangunan rumah, sumber air, sumber pendapatan, aset pribadi, hingga kepesertaannya dalam program kesehatan.

Petugas sensus yang diterjunkan, lanjut dia, memang mendapati masyarakat yang semua perabot rumah tangganya bukanlah miliknya, melainkan pinjaman dari saudaranya.

“Realitas di lapangan memang banyak hal yang terjadi meskipun banyak pula yang jujur dengan kondisi rumah yang sederhana tidak menunjukkan kesan orang kaya. Namun, aset hewan ternaknya justru cukup banyak,” ujarnya.

Untuk menentukan seseorang tergolong miskin atau tidak, kata dia, memang tidak mudah karena banyak variabel pendukungnya.

Hasil sensus penduduk yang bertajuk pemutakhiran basis data terpadu tersebut, kata dia, sudah diserahkan ke pemerintah pusat dan hanya menunggu keputusan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) untuk mengetahui jumlahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka