Jakarta, Aktual.com – Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan hasil servei BPS pada Maret 2016 mengalami pertambahan 2.930, yakni dari 209,99 ribu orang pada September 2015 menjadi 212,92 ribu pada Maret 2016.

“Jumlah penduduk miskin atau yang berada di bawah garis kemiskinan Kaltim pada Maret 2016 sebanyak 212,92 ribu atau 6,11 persen, sedangkan pada September 2015 berjumlah 209,99 ribu orang atau sebanyak 6,10 persen dari total jumlah penduduk,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Jumat (5/8).

Menurut dia, selama periode September 2015 hingga Maret 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 7,2 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan turun sebanyak 4,3 ribu orang.

Pada Maret 2016 jumlah penduduk miskin yang tinggal di perdesaan sebanyak 124,88 ribu orang atau sebanyak 10,05 persen), sehingga lebih banyak ketimbang mereka yang tinggal di perkotaan dengan jumlah 88,04 ribu orang atau hanya 3,93 persen.

Bertambahnya jumlah penduduk miskin karena nilai garis kemiskinan sebagai patokan pendapatan dan belanja yang juga ikut naik.

Selama September 2015 hingga Maret 2016 garis kemiskinan naik sebesar 3,44 persen, yakni dari senilai Rp494.207 per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp511.205 per kapita per bulan pada Maret 2016.

Pada periode yang sama, garis kemiskinan secara nasional juga naik, yakni Rp344.809 per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp354.386 per kapita per bulan pada Maret 2016.

Menurut dia, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh perkembangan garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Ia menjelaskan, komponen garis kemiskinan terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM).

Dari dua komponen ini, peranan komoditi makanan jauh lebih besar menyumbang kemiskinan dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan), sehingga pada Maret 2016 sumbangan GKM terhadap garis kemiskinan sebesar 71,19 persen.

Komoditi makanan yang mempunyai andil terbesar dalam pembentuk GKM pada Maret 2016 antara perkotaan dan perdesaan terdapat kemiripan pola, yakni dari enam komoditi penyumbang GKM terbesar di pedesaan dan perkotaan, empat komoditi terbesarnya terdapat persamaan.

“Empat jenis komoditi terbesar yang sama yaitu beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan mie instan, daging ayam ras, dan gula pasir. Sedangkan di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, dan bawang merah,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka