Perajin membuat kerajinan tungku gerabah di salah satu rumah industri kecil di Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (31/1). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kontribusi sektor industri kecil menengah (IKM) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/pd/17.

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017 naik sebesar 2,50 persen (y-on-y) terhadap triwulan II tahun 2016.

Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (1/8), mengatakan pertumbuhan produksi tersebut terutama disebabkan oleh naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik sebesar 35,43 persen, industri kertas dan barang dari kertas 23,37 persen, serta industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya (ytdl) sebesar 22,26 persen.

“Sementara jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pengolahan tembakau turun 14,32 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 7,96 persen, serta industri peralatan listrik turun 7,21 persen,” kata Suhariyanto.

Dalam periode tersebut, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara naik 34,51 persen, Provinsi Nusa Tenggara Timur naik 29,89 persen dan Provinsi Papua naik 25,68 persen.

Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan terbesar adalah Provinsi Kalimantan Timur turun 12,89 persen, Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 12,72 persen dan Provinsi Sulawesi Selatan turun 11,23 persen.

Untuk pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017 naik sebesar 1,64 persen (q-to-q) terhadap triwulan I tahun 2017.

BPS mencatat, jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah industri kertas dan barang dari kertas naik 15,87 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 9,72 persen, serta industri pakaian jadi naik sebesar 8,82 persen.

Sementara industri yang mengalami penurunan pada periode tersebut adalah industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer turun 5,33 persen, industri kayu, barang dari kayu dan gabus (kecuali furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya turun 5,13 persen serta industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya turun 3,67 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Aceh naik 20,87 persen, Provinsi Papua naik 13,13 persen dan Provinsi Riau naik 11,05 persen.

Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan terbesar adalah Provinsi Sulawesi Selatan turun 11,94 persen, Provinsi Sulawesi Barat turun 10,09 persen dan Provinsi Kalimantan Timur turun 9,13 persen.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan