Jakarta, Aktual.com – Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) berpotensi mendapat sanksi pembekuan FIFA usai adanya intervensi dari pihak ketiga. Dalam hal ini pengadilan tinggi Brasil yang ikut campur dalam urusan hasil pemilihan Presiden CBF.

Pada Kamis (7/12), Presiden CBF Ednaldo Rodrigues dicopot dari jabatannya oleh pengadilan Rio de Janeiro. Pengadilan tinggi Brasil memutuskan membatalkan hasil pemilihan Presiden CBF yang diadakan pada 2022 dengan Rodrigues menjadi presiden terpilih.

Keputusan itu diambil setelah pengadilan mendapat laporan dari mantan wakil presiden CBF yang kehilangan jabatannya pada 2022 dan berkaitan dengan surat perjanjian CBF dan Kantor Jaksa Penuntut Umum yang ilegal.

Setelah membatalkan hasil pemilihan Presiden CBF tersebut pengadilan Rio de Janeiro lalu menunjuk Ketua Pengadilan Tinggi Keadilan Olahraga Jose Perdiz sebagai pelaksana tugas (Plt) Presiden CBF.

Pengadilan tinggi Brasil pun meminta Perdiz diminta  FIFA untuk menyelenggarakan pemilihan Presiden CBF dalam waktu 30 hari.

Intervensi pengadilan Brasil terhadap tata kelola CBF dapat mengakibatkan sanksi dari FIFA. Hal tersebut tertuang dalam pernyataan FIFA untuk CBF.

“FIFA telah menyadari bahwa kesepakatan yang dicapai antara CBF dan kantor Kejaksaan Rio de Janeiro kini mungkin berisiko dibatalkan atau diubah oleh pengadilan setempat,” ungkap FIFA dalam pernyataannya.

“Kami memahami bahwa kemungkinan pembatalan atau perubahan perjanjian tersebut dapat berdampak pada hasil pemilihan Komite Eksekuif CBF yang berlangsung pada 23 Maret 2022,” lanjut FIFA.

FIFA pun mengingatkan kepada CBF agar menyelesaikan urusan organisasi secara independen.

“Kami ingin mengingatkan CBF bahwa asosiasi anggota FIFA berkewajiban untuk mengelola urusan mereka secara independen dan tanpa pengaruh yang tidak semestinya dari pihak ketiga, termasuk otoritas negara mana pun,” kata FIFA.

“Setiap pelanggaran terhadap kewajiban tersebut dapat mengakibatkan potensi sanksi sebagaimana diatur dalam Statuta FIFA,” ucap FIFA menambahkan.

Sementara itu juru bicara CBF mengaku pihaknya sudah mengetahui keputusan pengadilan Rio de Janeiro tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi
Jalil