Dua karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/4). Perdagangan IHSG pada akhir pekan ditutup naik 11,65 poin atau 0,24 persen menjadi 4.914,73. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta,Aktual.com – Sentimen negatif dari rencana Inggris yang akan meninggalkan Uni Eropa (Brexit/Britain Exit) bakal kembali menyeret laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah.

Pasalnya, dengan posisi IHSG yang sebelumnya berada di area konsolidasi minor, maka sangat rentan terpengaruh pelemahan. Kendati memang potensi naik masih tetap ada.

“Kami melihat, bursa saham regional terkoreksi dalam akibat ketakutan pasar bahwa Inggris akan keluar dari Euro zone,” tandas analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Wijanarko dalam analisis hariannya, Kamis (16/6).

Apalagi memang, bagi IHSG selain sentimen Brexit juga yang membuat terjadinya konsolidasi minor di IHSG itu akibat adanya tekanan jual lokal.

“Namun begitu, bisa dijadikan kesempatan untuk mengakumulasi saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua pilihan. Makanya, bagi IHSG potensi untuk mengarah ke tren naik masih ada,” jelas dia.

Dengan demikian, sambung Yuganur, peluang kenaikan lanjutan pada IHSG yang masih diwarnai sentimen Brexit tersebut mesti disikapi para pelaku pasar dengan mengakumulasi empat saham berikut ini:

1. BBRI dengan target trading di kisaran Rp10.375-10.475.

Secara teknikal, pola perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten perbankan BUMN ini membuatnya menarik untuk diakumulasi, melihat kinerja ekspektasi earnings ke depan di 2016-2017 ada pada skenario kenaikan menuju resisten psikologis di kisaran Rp10.375-10.475.

2. UNTR dengan target trading di kisaran Rp14.250-14.450.

Harga minyak mentah dunia yang sempat berada pada level terendah sejak sepuluh tahun terakhir dan mulai bangkit ditambah valuasi sektor yang cukup murah, membuat emiten pertambangan ini menarik untuk diakumulasi secara jangka menengah.

3. BSDE dengan target trading di level Rp1.950.

Secara teknikal, perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten properti ini dapat digunakan sebagai peluang akumulasi untuk kontinuasi kenaikan menuju level Rp.1.950

4. TLKM dengan target trading di kisaran Rp3.950.

Pola perbaikan momentum dalam tren jangka pendek dan menengah pada emiten telekomunikasi BUMN ini dapat digunakan sebagai peluang trading mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya di atas resisten psikologis di level Rp3.950.

 

Laporan: Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: