Jakarta, Aktual.com – Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan salah satu wujud komitmen BRI yakni dengan terus mendorong penyaluran kredit kepada sektor pertanian, yakni sebesar Rp117,54 triliun hingga akhir kuartal II 2021. Angka ini tumbuh 12,8% year on year (yoy) apabila dibandingkan dengan pencapaian yang sama periode tahun sebelumnya.
Apabila dibandingkan dengan total penyaluran kredit kepada sektor pertanian secara nasional, BRI memiliki market share sebesar 28,03 persen (posisi Maret 2021) atas total kredit yang dikucurkan oleh perbankan nasional di sektor pertanian.
BRI optimistis masih mampu terus meningkatkan porsi pembiayaan kepada sektor pertanian, hal tersebut dikarenakan saat ini masih terdapat pelaku UMKM, diantaranya petani, yang kesulitan dalam mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan. Catur pun membagikan lima tips agar para petani tersebut mudah untuk mendapat akses pembiayaan.
“Hal yang harus diperhatikan oleh petani yakni menjaga kelangsungan usaha, melengkapi legalitas, menerapkan manajemen tata kelola usaha yang baik, bertransaksi keuangan di bank serta bergabung dalam sebuah ekosistem usaha,” ujarnya.
Salah satu kunci dalam mendorong kemajuan sektor pertanian yakni menciptakan ekosistem bagi sektor pertanian sehingga menjadi sebuah kesatuan yang terintegrasi. Oleh karenanya BRI telah menyiapkan produk dan layanan end to end bagi sektor pertanian.
Dari sisi produk yang ditawarkan, BRI memiliki produk simpanan (Giro BRI, BritAma, Simpedes) dan produk pinjaman (KUR BRI dan Pinjaman Komersial). BRI juga memiliki pilihan fasilitas transaksi yang reliable dengan menggunakan channel BRI diantaranya BRImo, Agen BRILink dan ATM BRI.
Pemberdayaan juga dilakukan oleh BRI melalui berbagai program untuk sektor pertanian, diantaranya Klasterku Hidupku, Rumah BUMN dan Link UMKM. “BRI juga memberikan bantuan kemudahan akses pasar melalui program Pasar.id, BRILianpreneur, PADI UMKM. Dengan adanya kemudahan akses ini tentu akan meningkatkan efisiensi bagi sektor pertanian serta memberikan added value bagi para petani,” imbuh Catur.
Pembentukan ekosistem usaha yang kuat dan mapan dapat mendorong pengembangan komoditas pertanian yang memiliki nilai jual tinggi di pasar dunia. Dengan begitu, nantinya petani-petani Indonesia selain bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri juga mampu menembus pasar internasional.
“BRI akan terus berkomitmen untuk memberikan dukungan pembiayaan dan pemberdayaan kepada sektor-sektor yang mampu bertahahan di masa pandemi dan kemudian dapat melakukan ekspansi lebih besar,” pungkas Catur.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian nasional tumbuh sebesar 3,31 persen (q-to-q) pada triwulan II 2021. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,93 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi