Karyawan penukaran mata uang asing menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. Rupiah ditutup terapresiasi tipis 0,02% atau 2 poin ke level Rp13.084 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 – Rp13.099 per dolar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk berharap informasi yang beredar tentang akan terjadinya penarikan dana tunai secara besar-besaran (rush money) pada 25 November 2016 tidak benar, dan masyarakat diminta tidak terpengaruh.

“Mudah-mudahan ajakan itu tidak benar,” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/11).

Haru mengatakan kondisi industri perbankan saat ini cukup baik. Untuk BRI, likuiditas atau dana tersedia pun terjaga. Jika misalnya penarikan dana tunai secara masif terjadi, BRI memiliki kecukupan cadangan likuiditas, sehingga dampak dari aksi tersebut tidak akan menganggu BRI.

“Sebagai bank, kita sudah memiliki sistem, jika sewaktu-waktu ada penarikan dana tunai yang besar. Ada cadangan likuiditas baik di bank, uang tunai, maupun cadangan di Bank Indonesia,” kata dia.

Sepanjang tahun ini hingga akhir September 2016, dana masyarakat, dalam Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI sebesar Rp665,5 triliun. Sementara, kondisi likuiditas BRI terlihat dari rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) yang terjaga di 90,7 persen. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka