Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26, pada Selasa (10/8/2021). (ANTARA/HO-Humas BRIN/am)

Jakarta, aktual.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pendalaman kajian terkait hubungan kolaborasi antara ASEAN dan Jepang guna mengetahui peran strategis Indonesia, baik di tingkat regional maupun global.

“Setelah 50 tahun berlangsung, kita perlu menengok kembali tentang bagaimana sebenarnya hubungan Jepang dan ASEAN, sejauh mana kita sudah bergerak dan kemudian hal apa saja yang masih perlu kita perbaiki, serta bagaimana kita melihat hubungan ini ke depan,” kata Kepala Pusat Riset Kewilayahan BRIN Fadjar Ibnu Thufail di Jakarta, Jumat (21/7).

Ia menuturkan BRIN bakal menggelar simposium internasional untuk membicarakan pentingnya peran mobilitas yang mendorong kolaborasi antara ASEAN dan Jepang.

Simposium berlangsung di Gedung B.J. Habibie, Kompleks BRIN Jakarta Pusat pada 25-26 Juli 2023.

“Dengan melakukan kajian terhadap perkembangan atau khususnya dengan tema mobilitas, kita bisa melihat bagaimana sih peran strategis Indonesia di tingkat regional maupun di tingkat kawasan yang lebih besar,” ujarnya.

Fadjar mengungkapkan Indonesia memiliki banyak kajian tentang ASEAN yang telah berlangsung sejak organisasi negara-negara Asia Tenggara itu berdiri, sedangkan kajian tentang Jepang baru dimulai pada 2001.

Menurutnya, kajian-kajian yang ada di Indonesia saat ini banyak yang masih belum diletakkan pada ranah yang lebih besar karena biasanya kajian itu spesifik, seperti kajian kebencanaan yang Indonesia lakukan dengan Jepang.

Di politik, kata dia, ada kajian yang terkait dengan kelembagaan ASEAN, kajian yang terkait dengan tenaga kerja Indonesia di Jepang, sehingga sifatnya masih parsial.

“Kami berharap bisa mengangkat dan menyinergikan kajian-kajian yang sudah ada, terkhusus hubungan ASEAN dan Jepang,” ujarnya.

Ia memandang dimensi sosio-kultural dalam hubungan ASEAN-Jepang kian penting seiring pergeseran pendekatan ASEAN yang berpusat dan berorientasi kepada masyarakat.

Terdapat empat hal yang melatarbelakangi kajian mobilitas ASEAN-Jepang tersebut, yaitu memahami dampak pergerakan global dan konektivitas hubungan ASEAN-Jepang, mengidentifikasi pola pergerakan manusia, dampak sistem global, dan perubahan yang timbul akibat pandemi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain