Aktivitas Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Minggu (25/10). Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru yang berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran 170m x 200 meter pada ketinggian 2296 - 2376 mdpl pada Minggu pukul 10.45 WITA mengeluarkan letusan abu vulkanik. ANTARA FOTO/Lalu Edi/AS/nz/15.

Mataram, Aktual.com – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengintensifkan patroli di jalur pendakian Gunung Rinjani, untuk mengantisipasi pendaki ilegal yang ingin memotret letusan Gunung Barujari di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dari jarak dekat.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Agus Budiono, mengatakan pihaknya sudah menutup seluruh jalur pendakian ke Gunung Rinjani, karena aktivitas letusan Gunung Barujari dengan mengeluarkan asap dan abu vulkanik terus mengalami peningkatan hingga saat ini.

“Semua jalur pendakian ditutup untuk pendakian, tapi kalau ada fotografer yang mau mengambil gambar boleh saja, tapi hanya sampai Pelawangan dan harus didampingi petugas,” katanya di Mataram, Selasa (10/11).

Dia mengatakan petugas hanya melakukan patroli sampai pos pendakian di Pelawangan Sembalun, tidak sampai ke Danau Segara Anak Gunung Rinjani, karena masuk dalam kawasan berbahaya.

Gunung Barujari saat ini masih berstatus “Waspada” (level II) dengan radius jarak aman tiga kilometer dari pusat letusan, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati Danau Segara Anak.

Kegiatan patroli, kata Agus, dilakukan oleh petugas yang ada di Pos BNTGR Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dan Pos BTNGR di Senaru, Kabupaten Lombok Utara, sedangkan di jalur pendakian Timbanuh, Kabupaten Lombok Timur, dilakukan secara berkala karena jalur tersebut tidak begitu banyak dilalui oleh para pendaki.

“Tapi pada intinya semua jalur pendakian resmi tetap kami pantau jangan sampai kecolongan karena itu tanggung jawab BTNGR,” ujarnya.

Selain melakukan patroli, pihaknya juga tetap berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait kemungkinan terjadinya kondisi darurat jika erupsi Gunung Barujari semakin membesar.

“Kami tidak membuat pos khusus karena itu sudah ditanggulangi BPBD, tapi kami selalu berkoordinasi di lapangan,” ucapnya.

Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter dari permukaan laut (mdpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani, meletus pada Minggu (25/10), sekitar pukul 10.45 Wita, dan hingga saat ini masih mengeluarkan asap disertai abu vulkanik.

Gunung Barujari juga disebut sebagai anak Gunung Rinjani (3.726 mdpl) oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.

Artikel ini ditulis oleh: