Malang,Aktual.com – Terinspirasi dari sang anak yang sedang belajar shalat, Lika Prasetyo, warga Kelurahan Lesanpuro, berhasil membuat sajadah tiga dimensi.

Ditemui di kediamannya, Lika menuturkan ide mengenai sajadah tiga dimensi muncul pada tahun 2010, saat anaknya, Fabian Habibi, mulai sekolah di PAUD dan belajar tentang shalat.

Ide membuat sajadah yang menarik pun muncul. Yakni agar anaknya gemar bermain sambil belajar shalat.

Dari karyanya itu, ternyata orang tua murid dari teman Fabian juga ingin tertarik dan memesan sajadah lucu yang dipakai Fabian.

Tahun 2011, jadilah produk sajadah buatan Klinik Boneka dengan bentuk yang sederhana. Model sajadah itu, terus berkembang. Pada tahun 2014, Lika menambah muatan edukasi menggunakan teknik printing yang semakin marak hingga tahun ini,

“Pada tepi sajadah ada printing gerakan orang salat, atau huruf hijaiyah, jadi anak-anak juga bisa sambil belajar,” ujar dia di Malang, Jawa Timur, Minggu (28/6) .

Ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai penjahit ini pun mengaku mampu menghasilkan uang jutaan rupiah dari hasil karyanya.

Jumlahnya pun menggiurkan. Kata Lika, tiap bulannya dia bisa mengantongi penghasilan Rp18 juta dari membuat boneka dan sajadah tiga dimensi yang diberi label Klinik Boneka itu.

“Sajadah tiga dimensi ini khusus saya keluarkan saat bulan Ramadan saja, karena momennya tepat,” ujar dia.

Tutur Lika, produk sajadah tiga dimensi sengaja dikeluarkannya selama Ramadan saja, karena alasan keterbatasan tenaga kerja. Sehingga dia harus pintar mengatur pasokan antara sajadah dan produk utamanya, aneka boneka.

Diakuinya, jumlah produksi sajadah tiga dimensi untuk tahun ini ditingkatkan dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Dari 50 buah menjadi 100 buah selama Ramadhan. Jumlah tenaga kerjanya juga mengalami penambahan dua kali lipat, dari dua orang menjadi empat orang di tahun ini.

“Sajadah saya jual Rp 120 ribu per buah. Karena mulai titip pesan jualan di online, jadi permintaan semakin banyak. Tapi saya main stok saja, kalau sudah terpenuhi 100 sajadah ya sudah, kembali fokus ke boneka,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: