Jakarta, Aktual.com — Terobosan kebijakan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli yang akan mengubah paradigma pengelolaan sumber daya alam (SDA), terutama di bidang migas, mendapat apresiasi dari DPD RI.
Dukungan terhadap perubahan paradigma pengelolaan dikarenakan selama ini SDA hanya dikeruk dan diekspor, tanpa mengembangkan industri pendukung dan turunan.
“Ke depannya selain ekspor, SDA akan digunakan untuk mengembangkan industri, guna memberikan nilai tambah. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan daerah,” kata Anggota DPD RI, Adrianus Garu, Sabtu (14/5).
Dijelaskan, sistem yang selama ini berjalan dinilai menganaktirikan daerah. “Mereka tidak bisa menikmati kekayaan alam yang ada di wilayahnya. Semuanya dikeruk orang luar. Mereka hanya menjadi penonton. Kami apresiasi Menko Rizal Ramli yang bisa mengubah paradigma tersebut,” ucapnya.
Menko Rizal Ramli sebelumnya mengatakan bahwa momentum awal dari perubahan paradigma pengelolaan SDA adalah dari pengelolaan Blok Masela.
“Selama ini, minta maaf saja, persoalan seolah hanya pengembangan di darat atau di laut. Itu sangat cetek. Sejak awal, Bapak Presiden sudah meminta untuk mengubah paradigma pengelolaan sumber daya alam. Selama ini, kita hanya tebang kayu dan ekspor kayu. Kita keruk tanah di Papua kita ekspor, kita tangkap ikan di Maluku kita ekspor,” ucap Rizal.
“Kita tidak mau mengembangkan industrinya. Paradigma lama membuat kita tertinggal, meski memiliki kekayaan alam. Ini yang kita mau ubah,” tambahnya.
Untuk kedepannya, seperti Blok Masela, sebagian diekspor tetapi sebagian akan digunakan untuk membangun industri pupuk dan petrokimia. Keberadaan industri seperti itu akan memberikan nilai tambah terhadap Migas.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara