Sampit, Aktual.com – Populasi buaya di sepanjang Sungai Mentaya yang diperkirakan cukup besar, menjadi ancaman keselamatan bagi warga Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang tinggal dekat sungai.
“Sekarang warga takut mandi bercebur di sungai karena khawatir diterkam buaya. Naik perahu pun sebenarnya juga takut karena tidak sedikit buaya yang muncul dengan ukurannya cukup besar,” kata Abdul Manaf seorang tokoh masyarakat Desa Basirih Hulu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Jumat (9/10).
Keberadaan populasi buaya, khususnya di sekitar muara, memang sudah bukan hal aneh dan sudah ada sejak dulu. Salah satu pulau yang bernama Pulau Lepeh, diduga menjadi habitat buaya muara.
Masyarakat sering melihat buaya muncul di sekitar pulau kecil yang berada di tengah Sungai Mentaya tersebut. Saat sungai sedang surut, tidak jarang warga melihat beberapa buaya berjemur di sisi pulau yang membentuk seperti pantai sehingga warga tidak berani mendekati pulau tersebut.
Beberapa tahun terakhir, diperkirakan sudah belasan kasus buaya menerkam warga. Ada yang selamat, namun sebagian besar korbannya meninggal dunia. Bahkan ada beberapa korban yang hingga kini belum ditemukan jasadnya setelah diterkam dan dibawa ke dalam sungai oleh hewan buas itu.
“Sejak saya kecil, di pulau Lepeh itu memang banyak buayanya, tapi sekarang ini saja yang sampai menerkam manusia. Dulu, melihat ada manusia saja buayanya menghindar. Mungkin karena sekarang sumber makanannya di sana sudah habis, makanya mereka mencari sampai ke dekat permukiman warga,” ucap kakek berusia sekitar 70 tahun itu.
Umar, warga lainnya membenarkan kecemasan yang terus dirasakan warga. Pasalnya, hingga kini warga masih sering melihat kemunculan buaya besar di sungai dekat permukiman.
“Sudah banyak warga yang sering melihat kemunculan buaya. Tapi yang sering itu memang di sekitar pulau Lepeh. Masyarakat takut beraktivitas di sungai. Lihat saja, hampir tidak ada warga yang berani mandi bercebur di sungai,” ucapnya.
Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi ini karena pemerintah pun akan sangat sulit untuk merelokasi buaya-buaya tersebut. Kini masyarakat hanya bisa lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai agar tidak diterkam buaya.
Untuk menghindari terus terjadinya korban jiwa akibat diterkam buaya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam memasang tulisan peringatan waspada habitat buaya di sejumlah lokasi strategis. Harapannya agar masyarakat berhati-hati mengingat di kawasan itu terdapat banyak buaya yang sewaktu-waktu bisa saja muncul dan menyerang manusia.
Artikel ini ditulis oleh: