Cirebon, Aktual.com – Berpeluang hidup tinggi dan harganya mahal, membuat budidaya Udang Vaname sedang naik daun di kalangan petambak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Seperti dituturkan Tarmidi, salah seorang pengusaha dan petambak udang. Kata dia, budidaya udang jenis vaname memiliki resiko kegagalan lebih kecil dibanding jenis udang lainnya. “Udang jenis vaname lebih menguntungkan dan resiko untuk kematiannya juga rendah,” kata dia, di Cirebon, Sabtu (21/5).

Dia membandingkan dengan udang windu. Tingkat resiko kegagalan budidaya udang vaname lebih kecil. Sedangkan udang windu, selain butuh modal besar, jumlah udang yang dihasilkan juga terbatas. Sebab budidaya udang windu butuh tambak yang besar karena hidup di dasar. Jika dipaksakan menambah jumlah, perkembangannya bisa tidak maksimal bahkan bisa sebabkan kematian.

Sedangkan udang vaname, tidak hanya tinggal di dasar tambak. “Tapi juga bisa bertumpuk tengah tambak. Sehingga jumlahnya bisa lebih banyak di tambak ketimbang udang windu,” ucap dia.

Menggembirakannya, saat ini udang vaname sedang banyak dicari di pasaran Eropa. Harga per kilogramnya bisa mencapai Rp80 ribu. Untuk penjualan, Tarmidi mengaku memasarkan sendiri ke pengekspor.

Dari informasi yang dihimpun Aktual.com, udang vannamei (Litopenaeus Vannamei) baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 2001. Dia merupakan jenis udang introduksi yang berasal dari Pantai Pasifik Barat Amerika Latin yang kemudian meluas ke Asia. Udang vaname antara lain dikenal dengan sebutan udang putih. Tak butuh waktu lama bagi udang vaname untuk memimpin sebagai produk unggulan untuk ekspor. Melewati udang galah dan udang windu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara