Aktual.com – Terpuruknya neraca perdagangan dinilai Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Sandiaga Salahudin Uno sebagai bentuk kurang cermatnya pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Sebab, berbeda dengan politik yang sarat pencitraan, tata kelola ekonomi dibutuhkan perhitungan yang matang.
Hal tersebut disampaikan oleh Sandi dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang di Aula Universitas Muhammadiyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani 13 Ulu Seberang Ulu II, 13 Ulu, Plaju, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (17/5).
“Peringatan Ibu Menteri Keuangan tentang tanda tanda ekonomi menurun harus kita cermati. Politik bisa saja diurus dengan sekedar membangun persepsi, pencitraan. Tapi mengurus ekonomi ada logika sendiri, matematis dan sangat jelas hubungan sebab akibatnya,” ungkap Sandi.
Kondisi tersebut ditunjukkan lewat sejumlah situasi, seperti tidak adanya investasi yang menyebabkan lapangan kerja serta pemasukan negara lewat pajak akan berkurang.
Kondisi serupa terjadi apabila pemerintah tidak menyusun kebijakan yang konsisten, sehingga berujung pada ketidakpastian hukum dan regulasi yang memicu sulitnya investasi masuk ke dalam negeri.
“Bila pemimpin pemerintahan tak mampu membangun stabilitas maka pengusaha akan was-was dan menahan diri untuk berinvestasi. Bila Penerimaan negara menurun, maka belanja akan menurun dan perputaran ekonomi nasional pasti akan terpengaruh,” ujarnya.
Begitu juga dengan penyelesaian masalah soal defisit neraca perdagangan yang kini terjadi. Defisit yang tercatat paling buruk sejak Indonesia merdeka itu menurutnya harus diselesaikan dari aspek mendasar, yakni kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat.
“Hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi tak mungkin diselesaikan tanpa penanganan aspek fundamental,” tegasnya menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: