Jakarta, Aktual.com — Siapa yang tak kenal dengan Hitler, seorang pemimpin diktator pada zaman Perang Dunia II terkhusus yang membantai kaum Yahudi. Pemilik nama asli Adolf Hitler ini dilahirkan di tahun 1889 silam di Braunau, Austria. Di masa remajanya, dia merupakan seorang seniman yang gagal dan dalam usia mudanya dia menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik.
Banyak kisah yang masih menjadi tanda tanya tentang seorang Hitler “Nazi”. Dalam Wikipedia disebutkan bahwa Hitler meninggal ketika berusia 56 tahun sekitar tanggal 30 April 1945 di Berlin, Jerman. Namanya pun terkenang sebagai seorang politikus dan juga pemimpin yang fenomenal.
Namun, kabar mengejutkan baru-baru ini diberitakan oleh media New York Times dan Washington Post. Dikabarkan bahwa Hitler tidak meninggal dalam perang dunia II melainkan, ia menjalani hidup di Brazil hingga sekarang di mana usianya mencapai 95 tahun.
Berita tersebut, seperti dituliskan dalam laman Express.Co.Uk, menunjukan bahwa telah beredar sebuah foto yang menjadi kotroversial. Dalam foto tersebut, terlihat sebuah pria merangkul seorang wanita berkulit hitam yang diduga pria tersebut adalah Adolf Hitler sang pemimpin Nazi Jerman.
Foto itu diyakini diambil dua tahun lalu, setelah kematian pria dalam foto tersebut yakni tahun 1984 silam. Sedangkan, wanita yang dirangkulnya tersebut diduga adalah pacar Hitler yang bernama “Cutinga”.
Simoni Renee Guerreiro Dias yang merupakan seorang penulis sebuah buku mengatakan, bahwa Hitler dikabarkan terbang ke Paraguay melalui Argentina sebelum akhirnya sampai ke kota kecil di Mato Grosso, Brazil. Disana Hitler menggunakan nama “Adolf Leipzig”.
Dia menegaskan, bahwa Hitler menggunakan kekasihnya Cutinga untuk menyembunyikan identitas aslinya sebagai supremasi ‘Arya’ yang keji dan kejam.
Simon juga menuliskan pada buku yang bertajuk ‘Hitler in Brazil – His Life and His Death’ bahwa, Hitler memilih area di Brazil untuk memburu harta karun terpendam, melalui petunjuk peta yang diberikan oleh temannya dari Vatikan.
Simoni, seorang Yahudi berkebangsaan Brazil, membantah keras pendapat bahwa Hitler mati bunuh diri di dalam bunker yang dibuatnya di Berlin. Hitler dikabarkan menembak dirinya sendiri pada 30 April 1945 silam. Simoni pun bersikeras, agar dilakukan uji coba membandingkan DNA jasad Hitler dengan keturunannya yang masih hidup.
“Awalnya saya tidak percaya dan menganggap foto ini lelucon. Sekarang saya yakin dengan kebenaran ini. Adolf Hitler tidak ke sini tanpa tujuan,” ungkapnya.
Simoni pun mencari tahu kebenaran dari teori eksentriknya tersebut. Ia menghabiskan waktu selama dua tahun di kota kecil dekat perbatasan Bolivia untuk meneliti hal ini. Dia mengklaim, Hitler menggunakan nama Leipzig karena diambil dari tempat kelahiran Sebastian Bach, komposer kenamaan yang menjadi favorit Hitler.
Kecurigaannya tentang Adolf Leipzig meningkat setelah dia me-photoshopped kumis ke gambar kasar yang ia peroleh dan membandingkannya dengan foto-foto pemimpin Nazi.
Pendapat Simoni ini menegaskan, teori konspirasi yang mengatakan jika Hitler tidak mati bunuh diri. Hitler dipercaya melarikan diri dari Jerman menuju Amerika Selatan, mengikuti teman Nazi lainnya seperti Adolf Eichmann dan Josef Mengele.
Teori ini menjadi pusat informasi ‘segar’ tahun lalu ketika dua penulis Inggris dituduh plagiarisme oleh seorang wartawan di Argentina.
Dalam buku lain, karangan Simon DUnstan dan Gerrard Williams, bertajuk ‘Grey Wolf: The Escape of Adolf Hitler’, meyakini jika Hitler terbang ke Patagonia bersama istrinya, Eva Braun. Mereka sempat memiliki dua orang anak sebelum akhirnya meninggal di tahun 1962, di usia 73 tahun.
Buku itu kemudian dibuat menjadi sebuah film dokumenter. Wartawan Argentina menuduh pasangan Inggris menggunakan penelitian untuk mendukung klaim yang dibuat dalam buku.
Kontroversi tentang buku itu tak berhenti sampai di situ, Ketika buku itu keluar, Sejarahwan Guy Walters mengklaim bahwa kehidupan Hitler di Argentina itu 2000 persen ‘sampah’.
Guy menambahkan, bahwa itu adalah “aib”. Tidak ada substansi itu sama sekali. Ini menarik bagi para ‘imajinatif’ (fantasi) yang terdelusi dari teori konspirasi dan tidak memiliki tempat apapun dalam penelitian sejarah…”
Peneliti menyelidiki bahwa, kematian Hitler terhambat oleh tidak adanya bukti fisik atas kematiannya.
Informasi sebelumnya, diberikan tambahan, bahwa Hitler tidak mati di bunker Berlin, dari 2.009 sampel tes DNA pada fragmen tengkorak manusia yang ditemukan di dekat bunker dan diyakini, ternyata milik seorang wanita.
Rochus Misch, mantan pengawal Adolf Hitler yang ‘dinobatkan’ sebagai orang terakhir yang melihat Hitler hidup, selama detik terakhir di Jerman, meninggal September lalu, berusia 96 tahun.
Misch, yang tinggal bersama Hitler bersama ‘gundiknya’ berlindung di bawah tanah dari kejaran sekutu yang menyergapnya. Ia mengatakan sebelum kematiannya bahwa ia melihat Hitler melongok keluar dengan kepalanya di atas meja setelah mendengar suara tembakan di balik pintu yang tertutup tersebut. (Sumber: Washington Post, New York Times, Media Brazil, Express.Co.Uk)
Artikel ini ditulis oleh: