Jakarta, Aktual.co — Diduga mem-bully Presiden Joko Widodo, seorang tukang sate di Ciracas Jakarta Timur, ditangkap oleh Mabes Polri.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, Presiden Jokowi seharusnya menempuh cara yang baik, yakni melaporkan bukan main tangkap saja.
Syarief pun membandingkan era Presiden Jokowi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selama menjabat 10 tahun, kata dia, SBY sering dikritik dan dihujat, namun SBY tetap sabar. Termasuk di bully dengan gambar yang tidak senonoh.
“Kalau Pak SBY selama 10 tahun sudah, pribadi di-bully, gambarnya kadang dibakar, keluarga dihujat, apa yang dilakukan dihujat, presiden bisa menerima lapang dada,” kata Syarief di gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/10).
Menurut anggota Komisi I DPR RI itu, apa yang dilakukan publik terhadap pemimpinnya adalah sebuah masukan. Dia meminta Presiden Jokowi untuk sabar menerima hujatan dan tidak serta merta menegakkan hukum seperti zaman Orde Baru.
“Itu bagian masukan dari masyarakat, kalau Pak SBY itu dilakukan secara prosedural, itu melapor ke Polda, enggak ada penangkapan. ‘Enak jamanku toh,” kata dia. (Baca: Polisi Benarkan Tangkap Tukang Sate Lantaran Menghina Jokowi)
Mabes Polri membenarkan bahwa pihaknya menangkap MA (23) yang bekerja sebagai buruh tusuk sate karena dituding mem-bully Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui media sosial facebook.
“Iya benar ada, ia ditangkap terkait pelanggaran UU ITE dan UU Pornografi,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10).

Artikel ini ditulis oleh: