Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Djarot Kusumayakti mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan serapan beras dalam dua bulan mendatang. Untuk itu, dirinya akan meminta tim untuk turun ke seluruh daerah guna menyerap beras petani sekitar 1 juta ton.
“Serapan Bulog sudah hampir 1,7 juta kemudian stok sekitar 1,5 juta. Kalau bicara masalah kekeringan saya tidak punya komentar karena saya tidak punya kemampuan teknis. Saya bersama Pak Mentan dengan segala upayanya akan mencoba meminimalisir kemungkinan terjadi musibah gagal panen. Pasti beliau sudah punya,” kata Djarot saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/7).
Djarot menjelaskan, dirinya juga sudah berkomunikasi dengan pihak terkait bahwa kami ingin punya stok di kisaran 2,5 juta sebagai buffer stock untuk menghadapi 5-6 bulan ke depan (Oktober-Februari).
“Kenapa 2,5 juta karena saya ingin punya beras premium. Karena sebagian besar konsumen kita kan konsumen premium,” ujarnya.
Diakuinya, pengendali nasional beras saatini terdapat di pasar Cipinang. Beras yang digelontorkan setiap harinya mencapai 2.500-3.000 ton per hari atau 75.000-90.000 ton per bulan.
“Dengan cadangan sebagian, maka saya harus kirim ke daerah untuk menutup kalau ada gejolak. Contohnya, 100 ribu ton per bulan. Artinya, kalau saya harus menahan ketersediaan lima bulan dengan memenuhi pasar Cipinang dan daerah kurang 100 ribu ton per bulan, maka akan butuh 500 ribu ton per bulan. Oleh sebab itu, saya berharap punya beras premium 500 ribu ton,” ungkapnya.
Menurutnya, jika Oktober Bulog memiliki 2,5 juta beras yang terdiri dari 500 ribu ton beras premium dan 2 juta beras medium, maka kebutuhan Oktober hingga Februari 2016 mendatang akan aman.
“Dan, pada waktu itu panen mulai datang sehingga stok mulai masuk lagi. Kami percaya bisa tercapai karena Agustus – September (2015) akan ada panen gadu,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka