Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co — Operasi Pasar (OP) yang diselenggarakan Perum Badan Urusan Logistik mendapat respon baik dari masyarakat, kata Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Leli Pritasari Subekti, Senin (2/3).
“OP yang sekarang dilakukan langsung ke permukiman mendapat respon bagus dari masyarakat dan lebih efektif,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers di Jakarta.
Selain itu, masyarakat juga menilai OP tersebut sebagai sebuah representasi pemerintah dalam upaya mengentaskan kenaikan harga beras dalam empat bulan terakhir. Walaupun OP tersebut direspon baik oleh masyarakat, namun untuk segmen pasar masih belum terlalu berpengaruh signifikan, ujarnya.
“Untuk OP di pasar kan dijual dengan eceran, jumlahnya pun tidak terlalu besar agar bisa menurunkan harga beras. Satu lokasi hanya kita jatah satu sampai dua ton untuk satu hari,” kata Leli.
OP yang diselenggarakan Bulog dan bekerjasama dengan Kodam Jaya tersebut dilaksanakan di 60 lokasi permukiman di Jakarta dan sekitarnya, termasuk dua lokasi pasar.
Sebelumnya, pengamat pertanian Khudori memaparkan, OP yang dilakukan pemerintah dianggap tidak efektif untuk menurunkan harga beras yang tengah melonjak akibat kelangkaan stok. “Hal ini terjadi akibat para pedagang yang menjual beras Bulog dengan harga pasar, padahal sesuai dengan aturan pemerintah harusnya Rp7.400. Tapi nyatanya banyak yang lebih tinggi,” kata Khudori mengungkapkan.
Padahal tujuan dari OP ialah untuk menurunkan harga beras di pasaran, namun karena dijual dengan tidak sesuai maka jangan harap akan terjadi penurunan harga beras, tambahnya.
Menurut sejumlah pengamat, kenaikan harga beras terjadi lebih disebabkan karena faktor alam berupa musim paceklik yang lebih panjang. “Harusnya Februari hingga Mei kita panen raya, tapi karena musim hujan datang terlambat, musim tanam dan panen pun ikut mundur sekitar satu sampai 1,5 bulan,” kata Khudori.
Artikel ini ditulis oleh:
















