Minyak Goreng Kemasan
Minyak Goreng Kemasan

Bengkulu, Aktual.com – Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Bengkulu mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023, mereka telah menyalurkan sekitar 50.000 liter minyak goreng kemasan Minyak Kita setiap bulannya kepada masyarakat Provinsi Bengkulu.

“Persediaan minyak goreng cukup baik saat ini. Penyalurannya bervariasi, tergantung pada kuota yang kami terima, tetapi rata-rata hampir mencapai 50.000 liter per bulan,” ungkap Pemimpin Bulog Wilayah Bengkulu, Bakhtiar, di Bengkulu pada hari Selasa.

Masyarakat dapat membeli Minyak Kita ini di pasar-pasar tradisional di seluruh Provinsi Bengkulu, melalui Rumah Pangan Kita, atau melalui program gerakan pasar murah stabilisasi pangan.

“Harga Minyak Kita untuk masyarakat adalah Rp14.000 per liter, yang merupakan harga beli pemerintah,” tambahnya.

Melalui penyaluran Minyak Kita ini, Bulog berharap dapat menjaga harga minyak goreng agar tetap terkendali di pasaran.

Bulog menjual Minyak Kita dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp14.000 per liter, sementara harga minyak goreng kemasan lainnya jauh lebih tinggi, berkisar antara Rp15.000 hingga Rp16.000 per liter.

Selain menyediakan minyak goreng, Bulog juga berupaya untuk menjaga stabilitas harga beras. Pertama, Bulog memutuskan untuk menyalurkan cadangan beras pemerintah lebih awal dari jadwal semula.

Rencananya, Bulog akan menyalurkan bantuan beras dari cadangan pemerintah pada Oktober-November 2023.

Bakhtiar menjelaskan, “Pada hari Senin, 11 September 2023, kami telah memulai penyaluran, dan kami berharap penyaluran tersebut dapat selesai sebelum akhir September ini.”

Selain itu, Bulog juga mendistribusikan beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Hingga Agustus 2023, sekitar 10.500 ton beras program SPHP telah didistribusikan di wilayah Bengkulu.

Dengan adanya program SPHP ini dan ketersediaan cadangan beras pemerintah, Bulog berusaha meyakinkan masyarakat di Provinsi Bengkulu bahwa mereka tidak perlu khawatir akan kekurangan komoditas pokok tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Firgi Erliansyah