Awal tahun 2018, harga beras terus mengalami kenaikan yang cukup tinggi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, beras yang akan diimpor maksimal sebanyak 500 ribu ton tidak melalui pelabuhan-pelabuhan di daerah produsen komoditas pangan tersebut.

Hal itu supaya tidak memengaruhi harga beras di daerah yang menjadi produsen komoditas pangan utama tersebut. “Nanti titik-titik (masuknya) di wilayah-wilayah yang bukan sentra produksi beras seperti Bitung, Jakarta, Batam dan Medan,” kata Djarot dalam Media Gathering 2018 yang digelar Perum Bulog, Rabu (17/1).

Selain empat pelabuhan tersebut, rencananya juga melalui pelabuhan Aceh, NTB, Teluk Bayur dan Bali. Sebelumnya dalam rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Senin (15/1) Perum Bulog secara resmi ditunjuk untuk mengimpor beras sebanyak 500.000 ton.

Kebijakan impor beras ditempuh Kementerian Perdagangan dalam rangka menjaga stok di pasaran dan menstabilkan harga beras yang belakangan ini merangkak naik.

Sebelumnya, Kemendag sudah menunjuk PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai BUMN yang melaksanakan impor beras, namun, penunjukan terhadap PT PPI dibatalkan dan diganti oleh Perum Bulog.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara