Jakarta, Aktual.co — Perum Bulog Divre Sulawesi Utara (Sulut) hingga triwulan pertama 2015 mampu menyerap beras petani lokal hingga 500 ton.
“Penyerapan beras ini paling besar dari Provinsi Gorontalo yang menjadi wilayah kerja Bulog Sulut kemudian Kabupaten Bolaang Mongondow,” kata Kepala Perum Bulog Divre Sulut, Yayan Suparyan, di Manado, Rabu (15/4).
Yayan mengatakan penyerapan beras lokal memang masih kurang karena harga di pasaran masih cukup tinggi. “Petani masih senang menjual ke pedagang ketimbang Bulog karena harga di pegang jauh lebih tinggi,” jelasnya.
Harga beras di tingkat pedagang, katanya, masih dihargai di atas Rp8.000 per kilogram, sedangkan harga pembelian pemerintah (HPP) Bulog hanya Rp7.260 per kg. “HPP beras bulog tersebut telah mengalami kenaikan dari Rp6.600 per kg,” jelasnya.
Memang, katanya, cuaca serta keterlambatan masa tanam mempengaruhi produktivitas padi di Sulut, dan berimbas ke target pembelian beras Bulog yang mengalami perlambatan. “Tahun ini Bulog Sulut menargetkan pembelian beras Bulog sebanyak 17.000 ton,” jelasnya.
Namun, pihaknya selalu optimis akan tercapai, dengan melakukan berbagai upaya agar produksi petani meningkat.
Saat ini, katanya, stok beras di gudang Bulog Sulut cukup untuk empat bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Artikel ini ditulis oleh:












