Jakarta, Aktual.com – Wakil Komisaris Pertamina sekaligus merangkap sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat membenarkan adanya usulan perubahan struktur organisasi Pertamina atas inisiatif Dewan Komisaris.
Edwin beralasan tindakan itu dianggap perlu untuk kepentingan perusahaan dalam mengerjakan banyak proyek besar. Melalui struktur baru yang dirancang sedemikian rupa diharapkan agar pengerjaan proyek lebih dinamis.
“Pertamina akan mengerjakan GRR, RDMP 4 dan lain-lain, lalu revitalsiasi kilang Tuban, semua disatu pintu pak Hardadi (Dir Pengolahan Pertamina) dia punya 2 SVP, 1 pengolahan dan 1 lagi kelola project. Yang kelola project nilainya bisa sampai USD30 Miliar. Makanya harus dipecah,” tutur Edwin di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (12/8).
Isu yang selama ini ditepis oleh Pertamina tersebut menjadi tanda tanya dan spekulasi asumsi di muka publik. Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman mensinyalir perubahan struktur organisasi Pertamina tersebut akibat adanya pergesekan sebelum resuffle kabinet 27 juli 2016 antara Dwi Sucipto sebagai Dirut Pertamina dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno. (Baca: Rombak Organisasi Pertamina, Rini Soemarno Bersandiwara)
Sebelum reshuffle terjadi, muncul informasi bahwa Dwi Sucipto berupaya menduduki posisi orang nomor satu di Kementerian BUMN dengan cara menggeser Rini Soemarno.
“Perubahan struktur Pertamina ini diduga sebagai jalan untuk mengeser Dwi Sucipto atau setidaknya menjepit posisinya sebagai wujud tanggapan atas tindakan yang pernah dilakukan Dwi,” tandas Yusri. (Baca: Perubahan Struktur Organisasi Pertamina, Kebutuhan atau Membuang Dwi Soetjipto?)
(Dadangsah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka