“Sisanya, akan kami gunakan untuk pengembangan fasilitas di pabrik-pabrik yang memproduksi pupuk NPK, seperti Pupuk Kujang, Pupuk Sriwidjaya, Pupun Iskandar Muda dan Pupuk Kalimantan Timur,” tutur Idat.
Dia menyatakan, dana capex 2017 bersumber dari kas internal dan penerbitan obligasi. Hari ini, Perseroan mengumumkan rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I-2017 sebanyak-banyaknya Rp3,6 triliun melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total emisi Rp10 triliun.
Pada 2016 lalu, penjualan pupuk perseroan untuk sektor pangan tercatat sebanyak Rp9,18 juta ton. Atau naik 8,8 juta ton dibanding 2015. Sedang untuk sektor kebun turun menjadi 1,54 persen dari 2,03 juta ton. Sementara untuk ekspor naik dari 879,1 ribu ton menjadi 1 juta ton.
Untuk total penjualan di pasar domestik pada 2016 sedikit turun menjadi 11,07 juta ton, dari 11,14 juta ton dari tahun sebelunya.
“Dan untuk tahun ini, total produksi kita targetkan mencapai 13 juta ton. Utamanya kita akan memenuhi kebutuhan pupuk dalam negri, baik untuk pangan atau non pangan. Kalau ada sisa baru kita akan ekpor,” tutup dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka