Probolinggo, Aktual.com – Istri Orang nomor satu kota Probolinggo yang juga Bunda PAUD, Aminah Hadi Zainal Abidin, secara serentak mengikuti sosialisasi implementasi program kesiapan bersekolah tahap II secara virtual di Command Center, Selasa, (10/8/2021).
Acara yang diikuti oleh peserta dari 13 provinsi, 39 kota dan kabupaten, mulai dari kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, Bunda PAUD, kepala satuan PAUD dan Kepala SD di 39 kota kabupaten. Kegiatan serentak ini digelar oleh Ditjen PAUD Kemendikbud dan Ristek.
Dalam agenda virtual tersebut, Koordinator Bidang Penilaian Direktorat PAUD Lestari Kusumawardhani dalam laporannya menyampaikan, tujuan dari sosialisasi ini untuk membangun persamaan persepsi dan pemahaman stakeholder dalam kesiapan sekolah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Ada 4 materi yang akan disampaikan yakni pengantar program kesiapan sekolah, investasi program kesiapan sekolah, penyelenggaraan forum komunikasi PAUD dan SD serta perangkat ajar transisi PAUD ke SD. Materi ini merupakan intisari dari SPK yang disusun oleh Direktorat PAUD di tahun 2021,”terangnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal PAUD Kemendikbud dan Ristek Dr. Muhammad Hasbi ketika membuka sosialisasi ini menjelaskan, dalam Inmendagri Nomor 30 Tahun 2021 tentang pemberlakukan PPKM level 4, level 3 dan level 2 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali disebutkan bahwa pemerintah akan memungkinkan pembelajaran tatap muka terbatas di daerah-daerah yang masuk level 1, 2 dan 3.
“Kami ingin mendorong agar satuan pendidikan mulai mempersiapkan diri untuk menyediakan opsi pembelajaran tatap muka terbatas bagi anak-anak usia dini,” tukasnya.
Ditambahkan juga bahwa pembelajaran tatap muka tidak akan bisa digantikan oleh pembelajaran jarak jauh. Ada banyak hal yang bisa dilakukan ketika pembelajaran tatap muka walaupun terbatas yang tidak dapat dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh. Hal ini untuk mencegah terjadinya potensi kehilangan kesempatan belajar yang semakin besar bagi peserta didik.
“Dikesempatan ini saya imbaukan, mari kita dorong satuan PAUD dan satuan SD untuk segera mempersiapkan diri agar dapat membuka opsi pembelajaran tatap muka terbatas bagi anak-anak usia dini dan yang mengenyam pendidikan dasar,” tambah Dirut PAUD.
Lebih lanjut Dirut PAUD menyampaikan kewenangan untuk memutuskan anak datang ke sekolah atau tidak tetap melekat pada orang tua. Tugas satuan pendidikan adalah menyediakan opsi pembelajaran tatap muka terbatas ketika orang tua memutuskan untuk membawa kembali anak ke sekolah. Tentunya protokol kesehatan mutlak harus dipenuhi agar tidak muncul kluster penyebaran Covid-19 di satuan pendidikan.
Terkait materi yang akan disampaikan pada sosialisasi ini, ia berharap satuan pendidikan PAUD dan SD dapat menjadi tim yang hebat dalam mengawal program kesiapan bersekolah ini.
“Anak-anak PAUD yang ada di kota dan kabupaten memiliki kesiapan dan dapat bertransisi dari PAUD ke SD dengan mulus. Dan juga komunikasi antar guru PAUD dan SD dapat terjalin baik,” ujar Dr. Muhammad Hasbi.
Sementara harapan Bunda PAUD Aminah Hadi Zainal Abidin setelah mengikuti acara tersebut adalah nantinya tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi untuk menyelaraskan kurikulum masing-masing. Sehingga setiap anak di usia 5-8 tahun merasa senang dan bahagia ketika memasuki sekolah dasar (SD) yang suasananya berbeda dengan PAUD.
“Saya berharap kedepan perlu ada pendampingan terus menerus dari stakeholder agar masa transisi anak dari PAUD ke SD dapat berjalan dengan baik. Dan juga perlu adanya program kunjungan dari PAUD ke SD dan sebaliknya. Sehingga muncul sinergitas antar satuan pendidikan untuk menguatkan efektivitas pembelajaran yang menyenangkan di masa transisi PAUD ke SD secara simultan,” pesan Bunda PAUD.
“Nantinya jika terdapat kendala saya minta untuk dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan memaksimalkan keberadaan forum komunikasi PAUD-SD yang diharapkan akan segera terbentuk,” imbuh Bunda PAUD.
Ditempat yang sama, Kabid Pembinaan PAUD dan PNF Disdikbud Heri Wijayani dikonfirmasi mengungkapkan program kesiapan bersekolah sebenarnya untuk mensinergikan PAUD dengan pendidikan SD.
“Selama ini yang terjadi jika anak sudah lulus dari PAUD maka telah selesai tugas gurunya dan selanjutnya menjadi tugas dari guru di SD. Hal ini dinilai kurang baik karena tidak adanya komunikasi. Untuk itu melalui program ini diharapkan guru PAUD bisa berkomunikasi dengan baik dengan guru-guru di SD,” terangnya.
Heri juga menambahkan program ini akan berjalan cukup panjang sekitar 1 tahun. Selain sosialisasi dan akan dibentuk forum komunikasi PAUD dan SD serta pendampingan, juga akan ada pilot project bagi sekolah PAUD dan SD terkait program ini.
(Taufiq Hidayat)
Artikel ini ditulis oleh:
Nusantara Network