Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren Al-Farros ini juga mempertannyakan sikap diam Nahdlatul Ulama (NU) yang belum mengeluarkan sikap resmi atas ketidakadilan pemerintah China terhadap Muslim Uighur.

Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia dan dunia, Gus Irfan meyakini suara tegas NU akan didengar pemerintah.

“NU sebagai ormas Islam terbesar kok tidak bersuara sama sekali, sementara Muhammadiyah sudah berteriak soal ini. Saya berharap NU juga ikut bersuara soal ini. Supaya didengar pemerintah China. Kalau Muhammadiyah ngomong, NU ngomong, mau tidak mau pemerintah juga harus ikut ngomong tanpa mempertimbangkan hutang dan sebagainya,” tegas cucu pendiri NU ini.

Gus Irfan mengaku khawatir, rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim akan menyampaikan sikap dengan caranya sendiri bila pemerintah Jokowi lamban bersikap atas derita Muslim Uighur.

“Kalau pemerintah tidak respon terhadap isu minoritas Muslim Uighur ini, saya khawatir masyarakat sendiri yang merespon,” kata Gus Irfan.

Laporan : Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid