Surabaya, Aktual.com – Gubernur Jawa Timur Soekarwo akan evaluasi izin sepakbola di wilayahnya, pasca bentrokan antar suporter.
“Kalau suporter itu tidak bisa berdamai dan selalu terjadi keributan sampai ada korban, maka perijinan sepak bola di Jawa Timur harus dievaluasi” ujar dia, di Surabaya, Jatim, Senin (21/12).
Sebelum mengevaluasi, kata Soekarwo,pihaknya akan berkoordinasi lebih dulu dengan Kapolda Jatim, Irjen Pol Anton setiadji. Guna mencari formula baru mendamaikan suporter.
Di antaranya, membuat kanalisasi suporter tersebut untuk hal positif. Sebab suporter saat ini banyak yang muda-muda dan atraktif. Tetapi jika nantinya solusi tersebut sudah ditemukan tapi tidak berjalan dengan baik, mau tidak mau perijinan sepak bola di Jawa Timur yang harus dievaluasi. Artinya, pertandingan sepak bola di Jawa Timur harus ditunda dulu.
Lanjut Soekarwo, Pemprov Jatim pernah mempertemukan suporter. Difasilitasi Polda Jatim saat masih dipegang Jendral Polisi Badrodin Haiti. Namun, sepeninggal Haiti yang kemudian jadi Kapolri, belum ada lagi upaya memfasilitasi pertemuan antar suporter di Jatim.
Menanggapi rencana itu, salah satu suporter Surabaya, Aton, mengaku tidak masalah. Namun dia mengakui polisi masih terkesan tebang pilih menangani kasus bentrokan suporter Surabaya.
“Di Lamongan ada bonek (suporter Surabaya) masih anak belia, tewas sendirian dikeroyok puluhan suporter lain. Cak kunto di Sidoarjo meninggal karena di keroyok suporter, apa sudah ditemukan pelakunya? Tragedi Lamongan, bonek meninggal dengan tragis, apakah pelakunya sudah ditemukan? Giliran ada Aremania yang meninggal, polisi bergerak cepat untuk menangkap pelaku dan menetapkan 33 tersangka.” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: