“Mungkin tidak terpilih ikut olimpiade ini karena pandai di bidang sastra, olahraga, dan sebagainya. Juga masih ada banyak olimpiade non-matematika. Jadi jangan patah arang,” kata ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur itu.
Anas menambahkan, di era kompetisi global saat ini, pendidikan yang berkualitas harus hadir tidak semata-mata dengan pendidikan yang penuh materi pelajaran, tapi juga bisa membangkitkan daya kreativitas anak melalui model pembelajaran yang fun.
“Maka kami dorong sekolah-sekolah untuk sekreatif mungkin melakukan pembelajaran, bisa terjun ke lokasi pemerahan susu sapi, pantai, bertemu warga dan berbincang,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka