Jember, Aktual.com – Bupati Jember Hendy Siswanto menegaskan bahwa pondok pesantren merupakan lembaga yang turut bertanggung jawab terhadap kualitas SDM generi penerus bangsa. Terlebih, tuntutan saat ini, bukan hanya sekedar bidang keilmuan dan keahlian semata, melainkan moral turut menjadikan kualitas bagi anak didik. Lebih spesifik, Bupati Hendy juga menegaskan, akan lebih efektif jika kedua bidang ini yakni keilmuan, keahlian dan moral dapat disinergikan untuk materi pendidikan. Penegasan ini disampaikan Bupati Hendy saat meresmikan SMK Asunniyah Al Jauhari Kecamatan Kencong, Senin (16/5).

Selain itu, pihaknya juga sangat bersyukut karena saat ini sudah semakin banyak lembaga pendidikan di wilayah pesantren yang juga memiliki lembaga formal kejuruan.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan di lingkungan pesantren jadi santriwan dan santriwati tidak hanya menimba ilmu agama dan layak pesantren namun juga bisa menimba ilmu pendidikan, siapa tahu di depan juga bahkan ilmuwan-ilmuwan bahkan profesor dapat lahir dari ruang lingkup pondok,” kata Bupati Hendy.

Dalam kunjungan singkat tersebut, bupati juga bertemu langsung dengan pengasuh pondok pesantren, Gus Ahmad Ghonim Jauhari.

Dalam sambutan singkatnya, Gus Ahmad Ghonim Jauhari kepada ratusan santri dan juga dihadapan Bupati Jember juga menceritakan tentang cerita sedikit pondok dan juga masalah pendidikan yang sudah dibangun.

“Kami membangun sekolah ini, selain demi meningkatkan kualitas anak didik juga demi membangun pribadi yang agamis, karena di pondok kami bisa di katakan 24 jam, jadi selain bisa menimba ilmu agama juga bisa juga ilmu sekolah, dan hal itu kami lakukan lantaran kami peduli tentang keluarga anak didik santri kami agar tidak khawatir terhadap anaknya bersekolah disini,” Kata Gus Ghonim.

Tidak itu saja, Gus Ghonim juga menyampaikan banyak terima kasih dengan adanya kunjungan ini.

“Di pondok kami ini sebelum ada sekolah SMP, MA, SMK terlebih dahulu membangun perguruan negeri yang dulunya bernama Staifas dan berganti nama menjadi Inaifas, dan dibangun kisaran tahun 2000,” ungkap Gus Ghonim.

(Aminudin Azis)

Artikel ini ditulis oleh:

Aminuddin Aziz