Jakarta, Aktual.com — Bupati Karimun Aunur Rafiq menyebutkan nilai investasi di daerahnya sejak berstatus kabupaten pada 12 Oktober 1999 hingga kini telah mencapai Rp22,6 triliun.
“Realisasi investasi tumbuh cukup signifikan sejak sebagian wilayah Pulau Karimun Besar ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas atau Free Trade Zone (FTZ) pada sembilan tahun silam. Kami mencatat 150 perusahaan telah menanamkan modalnya dengan nilai investasi mencapai Rp22,6 triliun. Bandingkan dengan 2006 dengan nilai investasi hanya Rp1,1 triliun,” katanya di Tanjung Balai, Karimun, Kepulauan Riau, Senin (12/10).
Menurut dia, pertumbuhan investasi yang cukup pesat tersebut telah memengaruhi berbagai sektor, salah satunya membuka lapangan pekerjaan dengan peningkatan mencapai 63,97 persen.
Peluang bekerja pada perusahaan-perusahaan di FTZ, menurut dia turut menekan angka pengangguran hingga 6,22 persen dibandingkan tingkat pengangguran pada 2006 yang mencapai 13,55 persen.
“Pertumbuhan investasi dan pembangunan telah mengantar Karimun sejajar dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kepri. Capaian ini tidak terlepas dari peran serta seluruh komponen masyarakat yang mendukung kebijakan pemerintah, terutama dalam mewujudkan iklim investasi yang kondusif,” tuturnya.
Ia mengemukakan, sejumlah agenda pembangunan telah direncanakan selama lima tahun terakhir dan akan dilanjutkan antara lain penyediaan air bersih yang cukup untuk masyarakat melalui revitalisasi jaringan dan sumber-sumber air di daerah setempat. Kemudian, penyediaan listrik untuk kebutuhan industri dan rumah tangga.
Dalam kaitan penyediaan listrik, dia berharap Gubernur Kepri mendukung konektivitas jaringan dari Perusahaan Gas Negara (PGN) di Pulau Pemping, Batam, ke Karimun sepanjang sekitar 30 kilometer.
“Pasokan gas dari Batam menjadi pendukung pengembangan investasi di FTZ Karimun,” ujarnya.
Mengenai wacana konektivitas antarpulau terus diupayakan dengan membangun jembatan maupun sarana penyeberangan menggunakan feri penyeberangan atau roro (roll on roll off).
“Konektivitas antarpulau telah dimulai dengan beroperasinya kapal roro dari Tanjung Balai Karimun ke Pulau Kundur, Batam, Tanjungpinang dan Mengkapan Buton Riau,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka