Jember, Aktual.com – Pemkab Jember kini tengah menyiapkan dua lokasi yang bakal dijadikan tempat terpusat bagi warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Dua lokasi itu yakni Hotel Kebon Agung dan Stadion Jember Sport Garden atau JSG.
Dua lokasi milik aset Pemkab Jember tersebut akan menjadi pusat isolasi mandiri dan Pemkab menjamin biaya serta pihak keluarga yang ditinggalkan karena isoman tersebut.
“Makanya sekarang kita buat isolasi mandiri secara terpusat, semua kita biayai, termasuk keluarganya yang ditinggalkan disini. Kita berikan sembako, makan sehari tiga kali, biar wabah Covid-19 ini tidak menyebar kemana-mana,” kata Bupati Jember Hendy Siswanto, Minggu (25/7).
Untuk lokasi isoman di Hotel Kebon Agung memiliki kapasitas untuk pasien isolasi mandiri yakni 66 orang plus tenda bisa sampai 120 orang. Selain itu juga disiapkan ruangan isolasi mandiri di Stadion Jember Sport Garden (JSG). Jumlah tenaga yang harus disiapkan mencapai 300 an untuk satu lokasi isolasi mandiri. “Mudah-mudahan tidak ada pasien yang isoman disini,” ujarnya.
Hingga kini Jember sendiri masuk PPKM Level 3. Berdasarkan update terbaru dari Satgas Penanganan Covid, jadi Sebaran Covid19 disebutkan ada tambahan positif baru 176 orang, pasirn sembuh 102 orang, dan meninggal dunia 28 orang. Pihak Pemkab Jember mengakui masih tingginya angka sebaran covid19 di Jember.
“Saat ini sulit sekali memprediksi berapa dan kenapa kok persebarannya covid19 begitu cepat. Jadi antara keperluan ekonomi dan covid19 saling beriringan, warga kita masih banyak yang belum mampu. Mereka bekerja hari ini, untuk dimakan hari ini, dan mereka kalau hanya demam saja tidak sampai dirasakan saat bekerja, padahal ketika selanjutnya sesak nafas maka bisa nyebar kemana-mana,” ujarnya.
Pihaknya berharap pada hari nterakhir PPKM Level 3 di Jember bisa segera berakhir. “Kita berharap PPKM ini bisa lebih soft lagi, bisa Level 2 lah Jember,” ujarnya.
Soal tenaga kesehatan dan pemakaman yang sempat mengalami kekerasan, kata Bupati Hendy kondisi disana sangat pinggir perbatasan kabupaten dan mengingat warga desa disana mungkin kurang pemahaman dalam pemulasaran jenazah di Silo.
“Seluruh proses pemulasaran jenazah sudah sesuai SOP. Maka untuk pemakaman harus sesuai protokol COVID,” terangnya.
(Aminudin Aziz)
Artikel ini ditulis oleh:
Nusantara Network