Kupang, Aktual.co —Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur,  Paul V.R Mella membenarkan sebanyak 283 kepala keluarga (KK) di Desa Hoi, Kecamatan Oenino, mengkonsumsi air kubangan yang terkontaminasi dengan kotoran ternak.

“Hampir semua sumber air di TTS nyaris mengering sehingga warga terpaksa mengkonsumsi air yang tidak layak untuk dimanfaatkan. Pemerintah daerah sudah mengatasi hal itu pada Minggu (19/10) dengan mengerahkan sejumlah mobil tangki air ke lokasi-lokasi yang dilanda kekeringan, “kata Mella yang dihubungi dari Kupang, Selasa (21/10).

Dia mengatakan, semua mobil tangki air milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan PDAM TTS dikerahkan untuk mendistribusi air ke semua lokasi yang dilanda kekeringan.

Sayangnya, menurut Mella, yang menjadi masalah adalah warga tidak memiliki wadah untuk menampung air bersih. Karena masyarakat hanya memiliki wadah yang sangat terbatas seperti jerigen maka sekarang pemerintah sedang berupaya untuk menyiapkan tempat penampungan untuk diisi air bersih.

“Kami sudah drop air bersih dengan tangki air tetapi masyarakat hanya memiliki wadah yang sangat terbatas, kami siapkan tempat tampungan air untuk warga,” katany.

Dia mengharapkan, masyarakat yang dilanda kekeringan berhenti mengkonsumsi air kubangan setelah dilayani air tangki. Memang, sebagian besar wilayah NTT dilanda kekeringan terutama TTS karena akibat dari kemarau panjang.

Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten TTS tidak menginginkan kekeringan terus melanda daerah itu. Karena itu semua pihak berkomitmen untuk mengatasi kekeringan tersebut.

“Hampir seluruh sumber air di TTS mengering akibat kemarau panjang sehingga satu-satunya pilihan warga ialah mengkonsumsi air yang semestinya tidak layak untuk dimanfaatkan, namun kondisi itu tidak boleh berlarut-larut dialami masyarakat,” ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus mengatakan, pihaknya sedang melakukan pendataan lokasi-lokasi yang sedang dilanda kekeringan.

Tentang 283 warga yang mengkonsumsi air kubangan di Desa Hoi, Kecamatan Oenino TTS, Tini menyampaikan jika sudah mendapat data yang jelas maka timnya segera turun ke lokasi untuk membantu menyuling air kubangan tersebut agar layak dikonsumsi.

“Tim kita sedang melakukan pendataan di lapangan jadi kami masih tunggu data rilnya,” kata Tini.

Artikel ini ditulis oleh: