Jakarta, Aktual.co — Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup turun 85,58 poin atau 1,68 persen menjadi 5.014,99. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 17,79 poin (2,02 persen) menjadi 863,43.

“Indeks BEI kembali mengalami koreksi menyusul pelaku pasar saham yang kembali melakukan aksi jual dengan alasan pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” ujar Analis HD Capital Yuganur Wijanarko di Jakarta, Senin (8/6).

Namun, menurut dia, secara teknikal pasar saham Indonesia sudah masuk dalam area jenuh jual atau “oversold” sehingga ada potensi untuk bergerak naik ke depannya.

“Ke depan, pelaku pasar diperkirakan mengambil posisi aksi ‘bargain hunting’ sehingga dapat menahan IHSG untuk terkoreksi lebih jauh, rekomen akumulasi saham perusahaan yang bergerak di bidang produsen obat, perbankan, serta otomotif karena sudah cukup tertekan selama ini,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan bahwa pelemahan indeks BEI dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia di kuartal pertama tahun ini.

Menurut dia, untuk mengembalikan sentimen pasar kembali positif, perlu peran pemerintah, Dewan Perwakilan rakyat (DPR), dan Bank Indonesia untuk memperbaiki perekonomian Indonesia, sehingga akan mengembalikan kepercayaan investor terutama asing.

“Diharapkan, investasi kuartal II tahun ini akan lebih baik dari kuartal pertama,” katanya.

Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 199.578 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,59 miliar lembar saham senilai Rp3,49 triliun. Sebanyak 57 saham bergerak naik, dan 236 saham turun, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 90 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 56,12 poin (0,21 persen) ke level 27.316,28, indeks Nikkei turun 3,71 poin (0,02 persen) ke level 20.457,19, dan indeks Straits Times melemah 10,89 poin (0,33 persen) ke posisi 3.322,78.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka