Jakarta, Aktual.com — Guna meningkatkan modal kerja perseroan, BUMN konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali mencari utangan di pasar modal melalui penerbitan surat utang atau obligasi.
Penawaran umum obligasi itu melalui mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II dengan jumlah pokok obligasi pada tahap I-2016 ini sebesar Rp2 triliun.
“Obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan,” ujar Direktur Keuangan Waskita Karya, Tunggul Rajagukguk di Jakarta, Rabu (11/5).
Menurut Tunggul, yang dimaksud seluruh harta kekayaan perseroan adalah, seluruh aset perusahaan baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Juga baik aset yang sudah ada, maupun yang akan ada di kemudian hari.
“Karena kami butuh dana dana besar. Dan nantinya, dari obligasi ini seluruh dana yang diperoleh setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan digunakan perseroan lebih banyak untuk modal kerja,” ujar Tunggul.
Dia merinci komposisinya, untuk modal kerja itu paling banyak dan mencapai 70 persen. Sementara sebanyak 30 persen akan digunakan untuk investasi di anak perusahaan.
Jangka waktu obligasi sendiri selama tiga tahun dengan harga penawaran 100 persen dari jumlai nilai obligasi. Sedang bunga obligasi sendiri akan dibayar setiap tiga bulanan.
“Pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada tanggal 10 September 2016, sedang pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi pada 10 Juni 2019 nanti,” ungkap dia.
Perseroan merencanakan masa penawaran awal (book building) obligasi ini pada akan dilakukan pada 11-24 Mei 2016 ini. Sedang masa penawaran umum tanggal 6-7 Juni 2016. “Dan pencatatan di BEI (Bursa Efek Indonesia) sendiri direncanakan pada 13 Juni 2016,” tegas Tunggul.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek.
“Saat ini, komposisi saham kami sendiri hingga Februari 2016 tercatat 66,04% milik pemerintah RI dan 33,96% oleh publik,” tegas dia.
Hingga akhir 2015, total aset perseroan mencapai Rp30,3 triliun. Angka itu melonjak lebih dari 50 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp12,54 triliun.
Artikel ini ditulis oleh: