Surabaya, Aktual.com – Maraknya peredaran narkoba di Indonesia, dikarenakan lemahnya hukum bagi pengedar narkoba. Bahkan, dampak dari itu, sebelas negara hingga kini masih aktif mensuplai narkoba ke Tanh Air, khususnya sabu sabu.
“Ada sebelas negara yang terus melakukan suplai. Bisa langsung ke Indonesia, bisa lewat Malaysia dan Singapura. Rata-rata masuk lewat jalur laut, jalur jalur tikus,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Pol Budi Waseso, di Surabaya, Kamis (11/1).
Budi Waseso membandingkan dengan negara Malaysia yang memberikan hukuman berat bagi para pengedar narkoba, yakni hukuman mati. Sehingga, peredaran narkoba di Malaysia sangat sedikit.
Ia pun mengambil contoh dari kasus gembong narkoba asal Surabaya, yang sudah dihukum mati, Fredi Budiman. Setelah vonis diputus, tidak langsung dihukum mati. Bahkan, pemerintah malah mengekspos ke media.
“Harusnya langsung eksekusi dan tidak perlu dipublikasikan. Kalau dipublikasikan, akhirnya yang dibahas masalah hak asasi, keluarganya dan sebagainya. Tetapi tidak membahas kejahatannya.” lanjutnya.
Maka dari itu, pria yang akrab disapa Buwas itu mengatakan, untuk membuat jera para pengedar narkoba, tidak lain adalah dengan cara menembak mati. Sebab, narkoba sudah termasuk kejahatan luar biasa.
“Pelaku seperti orang gila, karena mengorbankan orang orang. Untuk menumpasnya harus dengan cara cara gila. Tembak mati. Kalau anak buah saya takut dosa, saya yang bertanggung jawab pada Tuhan,” tegas Budi.
Mengenai jaringan Internasional asal Malaysia, Buwas mengaku sudah tau sumber pemasoknya. Namun, hal itu sulit diungkap lantaran ada orang dalam membocorkan.
“Ada mata mata, sehingga sulit untuk ditangkap. Kita tahu dia terus memasok. Tapi dicari tidak pernah ketemu. Ya tunggu saja, namanya masnusia pasti ada apesnya,” tutup Buwas.
Ahmad H. Budiawan
Artikel ini ditulis oleh: