Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menyatakan bahwa sangat terbuka kemungkinan bagi pihak luar untuk menggunakan narkotika sebagai perang proksi.
Ia menyebut bahwa dampak dari narkotika yang merusak mental dan fisik manusia nantinya dapat membuat Indonesia minim akan manusia sehat.
Terlebih, narkotika sudah semakin mengarah kepada anak-anak dan remaja Indonesia. Jika dibiarkan, hal tersebut akan mengakibatkan hilangnya suatu generasi di Indonesia.
“Narkotika bisa digunakan sebagai salah satu senjata dalam proxy war untuk melumpuhkan kekuatan bangsa,” kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, saat perayaan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2017 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (13/7).
Dugaan ini disebut Buwas karena Indonesia sudah menjadi negara yang dituju sebagai lokasi penjualan narkoba yang berasal dari negara asing. Hal ini tidak ubahnya seperti yang dialami oleh China yang diselundupi Candu oleh Inggris pada abad ke-18 hingga abad 19.
Pada masa itu, banyak rakyat China yang kondisi fisiknya lemah dikarenakan terlampau banyak mengkonsumsi Candu.
Penyelundupan yang akhirnya dilarang oleh kekaisaran Cina ini pun mengakibatkan China dan Inggris berseteru dalam Perang Candu.
Seperti yang diketahui, perang yang berakhir dengan kemenangan untuk Inggris ini akhirnya membuat Hongkong lepas dari China dan beralih dalam kekuasaan Inggris.
“Negara menjadi salah satu sasaran terbesar dalam peredaran gelap narkotika dan pusat narkotika yang dikendalikan jaringan nasional atau internasional,” lanjutnya.
Karenanya, Buwas menegaskan bahwa pemberantasan narkotika harus dilaksanakan dan didukung oleh semua elemen bangsa, mulai dari masyarakat, pemuka agama hingga pemerintah.
“Kejahatan ini harus diberantas dan ditangani secara komprehensif dan menyeluruh,” ungkap dia.
Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Arbie Marwan