Jakarta, Aktual.com – Tidak semua komoditas di DKI Jakarta mengalami deflasi di bulan Oktober. Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Doni P Joewono mengatakan deflasi hanya terjadi pada kelompok bahan pangan (volatile food) dan kelompok komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered prices).
“Sementara kelompok komoditas inti tetap mengalami inflasi namun dengan angka yang juga rendah,” kata Doni, dalam siaran pers yang diterima Aktual.com, Rabu (4/11).
Koreksi harga pada beberapa komoditas pangan terutama terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan, daging, ikan segar, dan sayur-sayuran.
Pada kelompok bumbu-bumbuan koreksi harga paling dalam terjadi pada komoditas cabe merah dan cabe rawit (27,62% dan 28,51%). Pada subkelompok daging dan hasilnya penurunan harga terutama pada daging ayam kampung (3,82%) dan daging ayam ras (2,69%).
Sementara subkelompok ikan segar dan sayur-sayuran mencatat deflasi masing-masing 2,02% dan 1,41%.
Dituturkan dia, melimpahnya pasokan jadi pendorong koreksi harga komoditas-komoditas tersebut di pasar-pasar Jakarta. “Berbagai penurunan tersebut menyebabkan deflasi pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,16% (mtm),” ujar dia.
Deflasi juga terjadi pada kelompok administered prices yang disebabkan oleh turunnya harga pada beberapa komoditas subkelompok bahan bakar, penerangan dan air serta subkelompok transpor.
Penurunan harga gas LPG 12 kg menyebabkan deflasi komoditas bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14%. Demikian juga kebijakan penurunan tarif listrik, terutama untuk pelanggan industri kelompok I3 dan I4 mendorong deflasi tarif listrik sebesar 0,52%. Dari sisi subkelompok transpor, turunnya harga avtur, pertalite, pertamax dan solar (baik subsidi maupun nonsubsidi) ikut berperan terjadinya deflasi pada subkelompok ini sebesar 0,06%.
Penurunan tekanan pada inflasi inti, kata Doni, disumbang oleh deflasi subkelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga.
“Berbagai pengeluaran konsumsi masyarakat terkait dengan pendidikan telah menurun, seiring dengan telah berlalunya masa tahun ajaran baru dari tingkat TK – Perguruan Tinggi.” Kata dia
Berakhirnya masa liburan sekolah juga mendorong turunnya permintaan akan komoditas rekreasi. Selain itu, tekanan inflasi yang menurun pada bulan ini juga disebabkan oleh menurunnya permintaan masyarakat terhadap beberapa komoditas lainnya yang tergabung dalam subkelompok makanan jadi dan kelompok sandang.
“Sehingga kedua kelompok komoditas tersebut mencatat inflasi relatif rendah, yaitu masing-masing 0,13% dan 0,75%. Kondisi ini mengonfirmasi belum adanya perbaikan daya beli masyarakat yang cukup berarti,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: