Jakarta, Aktual.com – Indonesia tidak memiliki cadangan energi yang memadai dalam hal sistem pertahanan dan keamanan nasional, diketahui operasional persediaan BBM nasional hanya mampu menopang selama 23 hari.

Persediaan itupun dengan catatan bahwa BBM tersebut bukan milik pemerintah melainkan kepunyaan Pertamina yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan rakyat.

“Kita ini tidak ada cadangan minyak strategis, semuanya cadangan operasional yang dimiliki pertamina, usianya juga hanya 23 hari,” kata Sekjen PP ISNU, Khalid Syerazi di Jakarta, Rabu (23/8).

Kalid membandingkan negara-negara maju memiliki standar cadangan minyak strategis (bukan untuk operasional) hingga mencapai diatas 90 hari, sehingga tatkala terjadi konflik militer, Indonesia termasuk negara yang lemah dari sisi suplai BBM.

“Kita dibawah standar yang ditetapkan oleh negara-negara maju. Negara maju memiliki usia cadangan hingga di atas 90 hari. Kita hanya 23 hari itupun operasional bukan punya pemerintah,” tuturnya.

Oleh karenanya dia mengusulkan agar pemerintah memanfaatkan dana Petrolium Fund untuk membangun cadangan BBM strategi.

“Usul saya agar negara punya anggaran bikin cadangan yang besar. Dananya dari Petrolium Fund. Karena itu Petrolium Fund harus dikeluarkan dari APBN. Kalau dimakan APBN terus, tidak ada duit menunjang ketahanan energi,” pungkasnya.

(reporter: Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka