Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar mengungkapkan kisah di balik pergantian nama Irian Jaya menjadi Papua. Ia mengisahkan, ketika Presiden ke-4 Gus Dur mengganti nama provinsi ke-26 ini, semua politisi di parlemen sempat meributkan hal tersebut.
Hal tersebut ditambah dengan diperbolehkannya Bendera Bintang Kejora berkibar di tanah Papua. Sontak, cucu pendiri NU itu pun mendapat protes dari berbagai kalangan.
Sebagai kader PKB yang sedang menjabat Wakil Ketua DPR pun sempat kena semprot oleh rekan-rekannya di Senayan. Ia pun bergegas ke Istana untuk menanyakan langsung kepada Gus Dur mengenai hal ini.
“Saya sampaikan ‘Gus, kenapa bintang kejora boleh dikibarkan?’. Dengan enteng, Gus Dur menjawab, ‘sepakbola saja boleh kibarkan bendera kesebelasan masing-masing’,” kisahnya saat membuka diskusi publik bertajuk ‘Gus Dur, Papua dan Paradigma Pembangunan’ di kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu (26/7).
Pria yang biasa disapa Cak Imin ini pun baru menyadari kemudian hari jika Gus Dur ingin menekankan adanya kemanusiaan dalam pembangunan di Papua. Gus Dur, disebutnya, memperjuangkan agar pembangunan Papua bermuara pada kemanusiaan.
“Kemanusiaan di atas segala-galanya dan melampaui pembangunan Papua. Kemanusiaan mengandung spirit yang khas dan nilai-nilai yang unggul. Makanya yang paling terkenal dari Gus Dur adalah kemanusiaan di atas politik,” paparnya.
Menurutnya, pandangan Gus Dur tersebut tidak dapat dilepaskan oleh kekejian yang dialami oleh masyarakat Papua pada masa Orde Baru. Cak Imin beranggapan, Gus Dur telah mencermati keinginan masyarakat Papua untuk lebih dihargai dan disamakan dengan penduduk Indonesia yang lain.
Aspek kemanusiaan dalam pembangunan Papua, lanjutnya, dapat lebih membuat masyarakat Papua lebih dihargai, dan lebih dari itu, juga sebuah upaya memanusiakan manusia Indonesia itu sendiri.
“Cara represif dan sentralisme meskipun tujuannya baik, tapi mengandung api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa membakar. Kemanusiaan tujuannya adalah tingkatkan pembangunan,” terangnya.
“Teror yang terjadi, bahkan ada yang atas nama agama, justru membuat agama menjadi menurun kelasnya. Inilah spirit bahwa kemausiaan tujuan kita semua,” pungkasnya.
(Teuku Wildan A)
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Eka