Jakarta, aktual.com – Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menyatakan bahwa ia dan Anies memiliki keterbatasan dana kampanye untuk Pilpres 2024. Cak Imin mencatat adanya suatu teori yang dia terdengar, yaitu kemungkinan pendukung AMIN dari kalangan Nahdatul Ulama (NU) divakumkan.

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Cak Imin saat berbicara dalam acara Haul ke-12 KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin di Pondok Pesantren Manba’ul Hikam, Situbondo, Jawa Timur. Ia menekankan bahwa sebenarnya Nahdatul Ulama (NU) memiliki kekuatan yang solid dan bersatu.

“Kalau kita kurang dana itu sebetulnya rahasia. Tapi karena sudah dibuka saya cerita. Seluruh kekuatan NU kompak sebetulnya,” kata Cak Imin dalam sambutanya, Kamis (28/12).

“Tapi karena tahu dananya pas-pas an ada Kiai yang digerpol dengan pemberian uang,” ujarnya.

Cak Imin menyampaikan bahwa meskipun telah mengunjungi Kiai tersebut, ia tidak mengambil sikap memaksa agar mendukung AMIN. Sebaliknya, Cak Imin malah mengetahui bahwa sejumlah Kiai NU mengalami pembatasan untuk tidak mengungkapkan dukungan terhadap dirinya dan Anies Baswedan.

“Saya datangi juga, kita didatangi tapi tidak boleh tidak dilarang, tidak disuruh bergerak kampanye mereka. Saya baru tau ternyata teorinya seluruh pendukung AMIN dari kalangan NU divakumkan. Nggak dukung yang lain nggak apa-apa yang penting nggak bersuara, nggak dukung AMIN,” ucapnya.

Pada saat tersebut, Anies juga mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang calon presiden yang mengandalkan keterlibatan langsung di tengah masyarakat. Ini berarti bahwa ia terlibat secara aktif tanpa menekankan penggunaan spanduk atau kegiatan logistik lainnya.

“Kalau yang punya uang banyak itu nggak pergi-pergi Pak. Yang pergi-pergi itu balihonya. Balihonya di mana-mana, orangnya nggak di mana-mana,” ujar Anies yang disambut gelak tawa oleh jemaah.

“Tapi kalau yang balihonya tidak di mana- mana dan orangnya ke mana-mana itulah,” katanya.

Dia mengklasifikasikan AMIN sebagai kelompok kedua. Menurutnya, jika ada spanduk yang terpasang, itu sepenuhnya berasal dari dukungan masyarakat yang tulus terhadap pihaknya.

“Jadi kita termasuk rombongan yang kedua. Yang banyak berkeliling tapi balihonya kurang. Dan kalaupun banyak baliho dipasang, balihonya itu unik. Fotonya mirip Anies dan Muhaimin,” kata Anies.

“Kenapa? Karena dibuat swakarsa, swadaya, swadana. Warnanya beda-beda. Kalau warnanya sama nah itu berarti bikinnya dari Jakarta. Tapi kalau warnanya beda-beda, tiap kampung bikin sendiri,” sambungnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain