Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, saat diskusi bertajuk ‘Menggali Freeport, Diantara Kepentingan Asing dan Kedaulatan Indonesia’ di WarunKomando, Tebet, Jakarta, Minggu (22/11). Freeport merupakan wujud VOC gaya baru dan sedang melakukan mapping kekuatan di Indonesia. Elit politik bukannya menjadi nasionalis yang ingin bisa menangkis serangkaian asimetris, namun justru berebut menjadi komprador dan perlu diingat penjajahan jaman sekarang tidak hanya menggunakan militer, namun bisa dari sektor energi maupun pangan. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Pengamat ekonomi politik senior dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menyayangkan adanya 14 nama calon Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diajukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Komisi XI DPR.

Pasalnya, jika dilihat dari visi kebangsaan yang disuarakan oleh Presiden, justru calon-calon ini, terutama dua calon Ketua DK OJK, tak memiliki jiwa nasionalisme sama sekali.

“Mestinya, Presiden memilih calon yang sesuai visinya. Memiliki visi Trisakti dan semangat nasionalisme yang tinggi. Tidak seperti calon-calon saat ini,” kecam dia ketika Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (31/5).

Menurutnya, kepemimpina OJK ke depan tidak bisa tidak harus diselarasakan dengan visi pemerintah saat ini. “Kalau pemerintah mengembangkan visi Trisakti, maka OJK juga harus begitu. Cuma sayangnya, calon-calon yang ada justru pendukung liberalisme keuangan, sehingga dipertanyakan jiwa nasionalismenya,” kata dia.

Dewasa ini, lanjutnya, tren dunia justru lebih proteksionisme. Seperti Amerika Serikat yang keluar dari Trans Pacific Partnership (TPP), Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit). Kondisi itu semua sangat memengaruhi sistem keuangan di negaranya.

“Tapi bagaimana dengan calon OJK ini? Di saat kondisi perbankan nyaris krisis dengan rasio kredit macet (NPL) mendekati 4 persen. Jelas ini bukan situasi yang baik. Arena selama ini OJK tak mampu awasi perbankan,” kecam dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka