Kalimantan Timur, aktual.com – Kabar tidak sedap datang dari calon ibukota baru, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pasalnya, masalah akut yang terjadi di DKI Jakarta ternyata juga turut melanda sang calon pengganti.
Calon ibu kota baru dilanda banjir usai hujan deras sejak Kamis (31/1) pagi. Wilayah yang terdampak banjir adalah Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Kepala Desa Bumi Harapan Kastiyar mengatakan, banjir menggenangi sawah seluas 3 kilometer persegi yang baru saja selesai ditanami bulan lalu. Banjir juga merendam pasar desa dan Sekolah Dasar 020.
“Di bagian wilayah penduduk sebelah barat, banjir sudah mencapai tinggi 50 sentimeter. Di situ hanya beberapa rumah. Ini banjir tahunan, memang daerah situ tempatnya agak rendah,” ujar Kastiyar.
“Untuk Bumi Harapan yang terkadang ada hujan dua jam, pasti di situ banjir. Tapi nanti mungkin satu jam dua jam, langsung surut asal air laut enggak naik,” katanya.
Kastiyar menambahkan, sawah yang terendam akan ditanami ulang jika banjirnya tidak cepat dikendalikan. “Tapi petani paham. Setelah ini petani langsung cepat cepat disemprot, ” katanya.
Normalisasi parit yang terhubung ke sungai juga sudah dilakukan dari ujung paling atas. Namun, banjir keburu merendam sebelum itu tuntas.
Eva, warga Desa Bumi Harapan, mengatakan, hujan yang mengguyur sejak subuh mengakibatkan air meluap sampai ke jalan raya. Ia menyebut drainase memang lumayan besar dan bagus. Namun, tetap tak bisa mencegah banjir meluap. “Hujan mulai Subuh pukul 04.00 dini hari sampai pukul 07.00 masih gerimis,” kata Eva.
Kepala Tata Usaha SD 020, Sintiya Puspita Sari mengatakan, banjir membuat sekolah meliburkan 277 siswa. Menurutnya, bukan sekali ini saja sekolah diliburkan akibat banjir.
“Kepala sekolah pagi tadi sebelum masuk sekolah ada meninjau banjir, lalu beliau putuskan semua anak anak diliburkan,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Kedaruratan Badan penaggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Samudri menjelaskan, banjir tak seluruhnya merendam Desa Bumi Harapan. Namun, hanya beberapa tempat yang lokasinya agak rendah.
“Itu kan pegunungan kan. Nah, aliran yang lembah itu perlu ada aliran sungai, ada beberapa yang perlu dibesarkan. Mungkin ada penyempitan ada sawah di bawahnya,” terang dia.
Ia menjelaskan sudah ada upaya bersama dengan UPT setempat melebarkan aliran sungai. Namun terkendala oleh warga yang tidak ingin sawahnya terkena pelebaran sungai. “Ini yang akan kita tindak lanjuti ulang. Supaya nanti ketika ada banjir tahunan, lebih cepat penanganannya menuju ke arah laut,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto