Jakarta, Aktual.com – Bermasalahnya server sistem perekaman data biometrik VFS Tasheel menimbulkan rasa kecewa dari sejumlah jamaah asal Pulau Bangka, Kepulauan Riau.

Sebagaimana diketahui, otoritas Arab Saudi telah mewajibkan calon jamaah umrah untuk merekam biometrik untuk pengurusan visa umrah.

Calon jamaah umrah dari Pulau Bangka, Masito mengatakan belum ada perusahaan perekaman data di Bangka. Karena itu, dia dan keluarganya harus ke DKI Jakarta untuk merekam data biomterik.

“Kita dari Bangka enggak ada biometrik. Kalau mau rekam harus ke Jakarta,” kata Masito di Jakarta Selatan, Senin (17/12) kemarin.

Marsito mengungkapkan, ia dan keluarganya sudah tiba di Jakarta pada Senin (17/12) pagi. Ia bahkan sudah membeli tiket pesawat pulang ke Bangka pada Senin malam.

Namun, ia dan keluarganya harus menunda kepulangan ke Bangka karena server perekaman biometrik untuk visa umrah bermasalah.

Masito dan keluarga terpaksa harus mengubah jadwal penerbangan pulang. Sebab, biro perjalanan Tima Wisata merekomendasikan perekaman dilakukan pada Selasa (18/12).

“(Kami) disuruh besok balik lagi. Padahal kita sudah pesan tiket sore ini. Kan di rumah (Bangka) enggak ada biometrik,” ujar dia.

Masito mengaku keberatan dengan syarat perekaman data biometrik itu. Menurut dia, syarat tersebut merepotkan calon jamaah umrah dari daerah.

“Kasihan yang di daerah kalau harus rekam biometrik. Kalau di Jakarta kan enak tinggal balik. Kalau kita harus naik pesawat ke sini,” kata dia.

Berdasarkan informasi yang dia dapat, kemungkinan perekaman bisa dilakukan pada Selasa.

Salah satu perwakilan Tima Wisata yang mendampingi keluarga Masito, Andi menjelaskan masalah server biasanya berasal dari pusat di Saudi. Dia mengatakan, masalahan server ini bukan pertama kali terjadi.

“Kemarin Jumat (14/12) server down sampai jam 16.00 WIB, dari jam 09.00 WIB. Itu jam 21.00 WIB belum bisa diakses (laman VFS Tasheel),” kata Andi.

Dia mengatakan ada peningkatan calon jamaah umrah pada Senin ini daripada hari sebelumnya. Andi mengatakan, biasanya hanya terlihat 20 hingga 30 orang di VFS Tasheel Epiwalk. Namun, pada Senin ini lebih banyak masyarakat yang datang.

Dia tak menampik, syarat perekaman membuat proses umrah lebih rumit. Pun calon jamaah harus merogoh kocek sebesar 7 dolar AS (sekitar Rp 102 ribu) untuk perekaman data.

“Ada biaya juga 7 dolar AS dibebankan ke jamah, bayar di sini,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan