Dari sisi penyediaan listrik EBT, Rida Mulyana menuturkan bahwa dirinya menginginkan penyediaan listrik terjangkau bagi masyarakat dan kompetitif bagi pengembangan.

“Selama semester awal 2017 kapasitas terpasang PLTP mencapai sebesar 1.698,5 MW, PLT Bioenergi sebesar 1.812,7 MW. Sedangkan tambahan PLTS dan PLTMH hingga semester I ini sebesar 12,45 MW. Capaian ini membuktikan bahwa EBT menarik bagi para investor.”

Selain itu, Rida menyampaikan, pada semester I 2017 pemerintah telah merevisi Permen ESDM No. 12/2017 menjadi Permen ESDM No. 43/2017 tentang pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik dan menerbitkan peraturan presiden no. 47/2017 tentang penyediaan lampu tenaga surya hemat energi bagi masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik.

“LTHSE akan membantu rumah perdesaan yang secara geografis terisolir. Kami sudah menargetkan 80.332 rumah di 5 provinsi untuk pembagian LTHSE.”

Terkait implementasi Permen 38 tahun 2016 tentang percepatan elektrifikasi di perdesaan belum berkembang, terpencil, perbatasan dan pulau kecil berpenduduk melalui pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik skala kecil, Andy optimis akses listrik masyarakat daerah terpencil akan segera terbuka.

“Sudah ada 20 investor yang telah berkonsultasi dengan Kementerian ESDM untuk berpartisipasi melistriki desa.”

[Dadangsah Dapunta]

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Wisnu