Jakarta, Aktual.com — Lebih dari 300.000 dokter, perawat, hingga ahli kesehatan publik dari 30 negara meminta negara-negara G7 untuk mempercepat transisi menjauhi penggunaan batubara bagi menyelamatkan kehidupan.
Anggota Dewan Asosiasi Dokter Kanada untuk Lingkungan (the Canadian Association of Physicians for the Environment/CAPE) Courtney Howard mengatakan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengestimasi bahwa perubahan iklim akan mengambil kehidupan sedikitnya 250.000 orang setiap tahun setelah 2030.
“Kami sudah melihat peningkatan kebakaran hebat dan polusi udara, perubahan pola penyakit berjangkit dan musim alergi, kekeringan karena iklim, serta kelaparan yang memicu konflik dan arus pengungsi, seperti di Suriah,” ujar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (20/5).
Pertemuan G7 akan menjadi salah satu pertemuan internasional yang penting semenjak komitmen pemimpin dunia pada aksi iklim di Paris, dan akan menyertakan diskusi pada penguatan respon keadaan darurat terhadap kesehatan masyarakat.
Guna mencegah dampak kesehatan terburuk dari perubahan iklim, ia mengatakan seluruh negara G7 harus mempercepat usaha mereka menghapuskan penggunaan batubara.
Ini sangat penting untuk Jepang, tuan rumah dari pertemuan G7 bulan ini, agar menempatkan masalah darurat kesehatan masyarakat pada posisi atas agenda pertemuan. Namun di sisi lain Jepang juga memiliki 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara dalam tahap perencanaan.
WHO menyebut PLTU batubara memperburuk penyakit pernafasan dan kardiovaskular di masyarakat lokal lokasi pembangkit berada, dan ini juga salah satu penyumbang terbesar perubahan iklim, yang telah disebut sebagai ancaman terbesar terhadap kesehatan dunia di abad 21.
Koordinator Iklim Global dan Aliansi Kesehatan Nick Watts mengatakan percepatan transisi meninggalkan batubara akan menciptakan keuntungan ekonomi yang besar dari menghindari dampak kesehatan.
Contohnya, transisi penghentian penggunaan batubara di Ontorio, Kanada, akan memberikan penghematan kesehatan senilai sekitar tiga miliar dolar AS per tahun.
“Sebagai profesional bidang kesehatan, kami bekerja untuk mencegah penyakit kronis, cedera dan penyakit lain, dan mendukung kesehatan dan kesejahteraan semua warga negara. Pemilihan energi nasional yang perlahan menjauhi PLTU batubara dapat membantu upaya ini, dan menjadi salah satu cara yang paling kuat untuk membantu,” ujar dia.
Karena itu, ia mengatakan mereka mendesak pemimpin negara-negara maju secara industri G7 untuk berkomitmen menggunakan jalur energi yang melindungi manusia dan bumi.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka