Relawan demokrasi juga menyasar pemilih pemula (17 sampai dengan 21 tahun), misalnya sosialisasi dan pendidikan pemilih di sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan/madrasah aliah/sederajat. Selain itu, menyosialisasi pemilu di kalangan pemilih muda (20 s.d. 30 tahun), misalnya ke organisasi kepemudaan dan mahasiswa kampus.
Sosialisasi juga menyasar kelompok-kelompok perempuan, ibu-ibu/mak-mak kompleks, dan sebagainya. Apalagi, jumlah perempuan yang masuk dalam DPT Pemilu 2019 lebih banyak daripada laki-laki. Tercatat calon pemilih dari kaum hawa sebanyak 92.929.422 orang, sedangkan laki-laki 92.802.671 orang.
Penyandang disabilitas juga menjadi sasaran sosialisasi pemilu. Hal ini termaktub di dalam PKPU Nomor 10 Tahun 2018 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Pasal 5 Ayat (1) Huruf a.
Narapidana juga tidak luput dari perhatian KPU. Mereka termasuk basis pemilih berkebutuhan khusus. Kelompok ini juga mencakup masyarakat di wilayah perbatasan atau terpencil, pasien dan pekerja rumah sakit, pekerja tambang lepas pantai, perkebunan, dan kelompok lain yang terpinggirkan.
Dalam penjelasan 10 basis pemilih yang termaktub dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua KPU RI Arief Budiman, 9 Januari lalu, dijelaskan bahwa kelompok marginal menjadi basis sosialisasi dan pendidikan pemilih karena mereka tidak memiliki sumber daya, akses informasi, dan kepercayaan diri yang cukup.
Mereka memiliki hak hidup dan hak berparisipasi yang sama dengan warga negara lainnya. Akan tetapi, situasi dan kondisi kehidupan membuat mereka dalam posisi yang tidak berdaya dan tidak memiliki motivasi berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.
Mereka membutuhkan sosialisasi, motivasi, dan fasilitasi untuk dapat berpartisipasi sehingga secara sosial mereka tidak makin terbelakang. Contoh bentuk kegiatannya adalah sosialisasi dan pendidikan pemilih ke tengah masyarakat nelayan pinggiran, komunitas waria, LGBT, masyarakat miskin kota, pemulung, dan sebagainya.
Basis komunitas, seperti pencinta kuliner, keolahragaan, komunitas hobi, komunitas masyarakat Jawa, Minang, Bugis, Dayak, Papua, dan komunitas lainnya juga mendapatkan sosialisasi dan pendidikan pemilih.
Artikel ini ditulis oleh: