Jakarta, Aktual.com — Tidak mudah untuk mengetahui bagaimana membantu seorang teman yang sedang berjuang menghilangkan depresi.
Ternyata, hanya dengan berada bersama atau bercanda dengan teman Anda menjadi salah satu cara terbaik serta efektif, demikian menurut sebuah penelitian, di Inggris baru-baru ini.
Penelitian dari Universitas Manchester dan Warwick, yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the Royal Academy, menyebutkan, bahwa berada di sekitar orang-orang dengan ‘suasana hati’ yang sehat (keceriaan) dapat memainkan peran utama dalam pemulihan individu yang terserang gejala depresi.
Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang mengalami depresi, tidak akan menjadikan orang yang sehat tertular depresi.
Dengan kata lain, ‘suasana hati’ yang ceria akan ‘menular’, namun ‘suasana hati’ yang buruk tidak akan berpengaruh.
“Ada banyak bukti bahwa orang-orang mempengaruhi ‘suasana hati’ satu sama lain,” kata Dr. Thomas House, seorang Matematikawan, dari Manchester sekaligus penulis utama studi tersebut, mengatakan kepada The Huffington Post dalam sebuah surat elektronik-nya.
“Kami mencoba untuk mengukur dalam konteks depresi para remaja.”
Di dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menggunakan model penyakit menular untuk melacak penyebaran ‘suasana hati’ di kalangan siswa SMU AS, yang memungkinkan mereka menganalisa pengaruh persahabatan seseorang terhadap kemampuan mereka untuk pulih dari depresi.
Model itu menunjukkan, bahwa pertemanan dengan ‘suasana hati’ yang sehat mengurangi kemungkinan seorang remaja mengembangkan depresi sebesar 50 persen. Di antara remaja yang memiliki depresi, berada di hadapan orang-orang yang positif meningkatkan kesempatan mereka untuk pulih dari kondisi sebesar 50 persen selama periode enam sampai 12 bulan.
“Memiliki teman dengan ‘suasana hati’ yang sehat, mampu memulihkan seseorang yang depresi dua kali lipat” kata House.
Sementara itu, psikolog telah lama mengetahui bahwa hubungan sosial berperan dalam tingkat emosional, khususnya interaksi sosial yang sehat.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang bergaul (jarang bersosialisasi) menjadi faktor risiko utama timbulnya depresi. Namun, di sisi lain dukungan sosial dapat menjadi kunci untuk mencegah serta memulihkan depresi.
Pemulihan depresi dua kali lipat yang ditemukan dalam penelitian ini yakni memiliki efek yang signifikan. Lantaran, mengambil sample dari siswa SMA, dimana mengambil manfaat dari interaksi sosial dalam mencegah depresi. Lebih dari 10 persen usia 12 tahun hingga 17 tahun telah mengalami setidaknya satu periode “depresi mayor”.
“Lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, namun mungkin secara signifikan cara sederhana ini mampu mengurangi beban depresi dengan biaya murah dan tidak berisiko,” kata House dalam pernyataan tertulisnya.
Cara yang lain dalam mengurangi beban depresi yaitu, “masuk organisasi kepemudaan atau tempat pendidikan di sekolah-sekolah dengan tujuan jalin persahabatan yang baik antar remaja,” tandas House.
Artikel ini ditulis oleh: