Target Realisasi Investasi BKPM 2016 (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong memastikan Indonesia sebagai negara yang aman dan stabil sehingga memiliki kondisi kondusif yang dapat dimanfaatkan investor Swedia untuk menanamkan modal dan berbisnis.

“Reformasi dan keterbukaan yang dilaksanakan oleh pemerintah semenjak dua tahun belakangan ini telah menciptakan iklim yang sangat positif bagi investor,” kata Thomas Lembong, seperti disampaikan dalam keterangan pers KBRI Stockholm yang diterima di Jakarta, Selasa (21/3).

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala BKPM dalam rangkaian pertemuannya dengan pimpinan perusahaan atau CEO dari sejumlah perusahaan terkemuka Swedia, di Stockholm pada Senin (20/3).

Lembong menemui beberapa CEO dari perusahaan terkemuka, antara lain SAAB, Astra Zeneca, LFV, Ericsson, IKEA, ABB, Forsway, Scania, SEB, dan Education First.

Dia menjelaskan bahwa tugasnya sebagai Kepala BKPM saat ini adalah untuk menerjemahkan keinginan dan komitmen berinvestasi dari para investor di negara-negara yang dikunjungi menjadi realita.

“Sejalan dengan itu, langkah-langkah reformasi melalui keterbukaan dan simplifikasi prosedur yang dilakukan oleh BKPM telah semakin mempermudah proses berinvestasi di Indonesia,” ujar Lembong.

Berdasarkan catatan kalangan swasta Swedia, dengan perhatian lebih dari pemerintah Indonesia untuk sektor pariwisata, sejumlah peluang investasi terkait dukungan infrastruktur pariwisata seperti pesawat dan peralatan komunikasi pesawat dapat diambil oleh SAAB.

Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro, yang mendampingi Kepala BKPM dalam pertemuan itu, menuturkan bahwa Indonesia merupakan mitra yang sangat tepat bagi Swedia.

Menurut Bagas, kondisi perekonomian yang terus mengalami perbaikan serta manufaktur berteknologi tinggi membuat pemerintah Swedia ingin terus memperluas pengembangan ekonomi ke Asia melalui investasi di Indonesia.

“Oleh karena itu, pertemuan langsung dengan pimpinan BKPM ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pihak Swedia,” ujar Dubes Bagas kepada para pengusaha Swedia.

Sebelumnya, Menteri Energi Swedia, Ibrahim Baylan, berkunjung ke Indonesia dan menandatangani kesepakatan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta.

Selain di bidang energi, terdapat peluang besar bagi investor Swedia di bidang transportasi dan teknologi komunikasi, kelistrikan, kesehatan, dan produk-produk manufaktur lainnya.

Beberapa investor dari Swedia telah menanamkan modalnya di Indonesia, antara lain di sektor ritel perabot yakni IKEA, produsen otomotif Volvo, dan perangkat perlengkapan rumah tangga Electrolux.

Namun, sebagian besar investasi dari Swedia bukan dalam bentuk produksi dan masih berkisar di sektor perdagangan. Dalam lima tahun terakhir, investasi Swedia di Indonesia telah mencapai 12,4 juta dolar AS.

“Diharapkan perusahaan-perusahaan Swedia dapat menambah investasinya di Indonesia agar angka tersebut dapat terus mengalami peningkatan,” kata Dubes Bagas.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan